Sebaliknya, National Ignition Facility di Lawrence Livermore National Laboratory, Amerika Serikat, mencapai prestasi "perolehan energi bersih" menggunakan metode fusi kurungan inersia dengan laser berenergi tinggi.
Pemerintah AS menyambut hasil penelitian ini sebagai pencapaian penting dalam upaya mencari sumber energi bersih tanpa batas, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mengatasi dampak emisi karbon terhadap perubahan iklim serta pergolakan geopolitik.
Fusi, berbeda dengan fisi, dianggap memiliki risiko bencana nuklir yang lebih rendah, seperti yang terjadi di Fukushima pada tahun 2011.
Selain itu, teknologi ini menghasilkan limbah radioaktif yang lebih sedikit dibandingkan dengan pembangkit listrik nuklir konvensional.***