Dari data GPS, dapat diambil simpulan Sesar Lembang memiliki pergerakan 2 hingga 6 milimeter per tahunnya.
Jika terjadi pergerakan, maka Sesar Lembang dapat menimbulkan adanya gempa tektonik maupun longsor dan memiliki periode ulang sekitar 170 hingga 670 tahun.
Terakhir kali terjadi bencana alam hasil Sesar Lembang ialah sekitar 500 tahun lalu. Artinya, sejak rentang hari ini hingga 100 tahun mendatang, kemungkinan bencana akan selalu ada.
Untuk antisipasi lebih mumpuni, per 2019, BMKG kembali memasang sebanyak 16 sensor seismik periode pendek (short period seismograph) secara lebih rapat.
Hal itu demi melengkapi 19 seismograf broadband yang sebelumna telah terpasang di Jawa Barat dan Banten.***