Update Korban Gempa Bumi Cianjur, 40 Orang Meninggal Dunia dan 700 Terluka, Bupati Sebut Butuh Dokter Tulang

- 21 November 2022, 17:05 WIB
Gempa bumi guncang Cianjur, Jawa Barat
Gempa bumi guncang Cianjur, Jawa Barat /Tangkap layar Video Antara/

CerdikIndonesia - Cianjur alami gempa bumi magnitudo 5,6 pada hari Senin, 21 November 2022 pukul 13.12 WIB.

Musibah gempa bumi Cianjur menyebabkan 47 orang meninggal dunia dan 700 orang masyarakat setempat terluka.

Menurut Bupati Kabupaten Cianjur, Herman Suherman menyatakan, pihaknya membutuhkan banyak dokter tulang dan tenaga medis lainnya untuk membantu ratusan warga.

Baca Juga: JUMLAH KORBAN GEMPA BUMI Cianjur Hari Ini: 20 Orang Meninggal Dunia dan 200 Orang Luka

 

Bupati Herman Suherman langsung memberikan pernyataan resminya melalui siaran televisi tadi Sore, Senin 21 November 2022.

"Silakan datang ke Rumah Sakit Sayang. Kami membutuhkan dokter tulang dan tenaga medis lainnya," sebut Herman. 

Ditambahkan lagi, Herman juga menyebutkan pihaknya juga kewalahan menangani korban luka akibat gempa magnitudo 5,6 di Cianjur, Jawa Barat.

Baca Juga: Gempa Bumi Terkini! Kepulauan Mentawai, Siberut Utara dan Tuapejat Diguncang Gempa Magnitudo 5,9

 

"Saya masih menangani warga sakit atau luka. Ini kewalahan. Saya sudah bagi-bagi tugas Kapolres, Dandim. Saya berada di RS tangani warga sakit," sebut Bupati Herman.

Sampai sore ini, kabar terbaru tentang musibah gempa bumi membuat 47 orang tewas dan 700 warga terluka.

Selain itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendadak menurunkan Tim Jabar Quick Response (JQR) guna melakukan evaluasi dan penyaluran logistik bagi korban gempa di Kabupaten Cianjur.

Menurut Manager Operasional JQR, Nizar Ilyasa menjelaskan, berdasarkan data sementara ada tiga lokasi yang menjadi titik terparah dampak gempa berkekuatan 5,6 magnitudo itu.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Gempa Bumi 4,5 Magnitudo Guncang Bukittinggi, Sumatera Barat Dini Hari Tadi, Senin 4 April 2022

“Pada pukul 14.00 WIB lima tim telah berangkat ke Kabupaten Cianjur, Saat ini kami masih mengumpulkan data dari lapangan dengan metoda rapid assessment,” sebut Nizar.

***

Editor: Safutra Rantona


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x