Miliki Aset 3,8 Milyar, Keluarga di Kalideres Diduga Menganut Apokaliptik dan Sengaja Kelaparan

- 14 November 2022, 15:20 WIB
Detik- Detik Sebelum Tewas, Warga Lihat 1 Anggota Keluarga Di Kalideres Tutup Kaki Pakai Plastik Hitam
Detik- Detik Sebelum Tewas, Warga Lihat 1 Anggota Keluarga Di Kalideres Tutup Kaki Pakai Plastik Hitam /Twitter @Ester/

CERDIK INDONESIA - Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala membuka suara dalam akun sosial medianya perihal kasus tewasnya empat anggota keluarga di Kalideres.

Ia menuturkan, jika keluarga tersebut memiliki aset kekayaan senilai 3,8 Milyar dan tidak mungkin mereka kelaparan karena tidak bisa membeli beras.

Atau, jika mengira seluruh anggota keluarga adalah lansia, salah satu korban baru berusia 42 tahun dan dianggap masih mampu untuk sekedar mencari bantuan keluar rumah.

Adrianus menduga keempat anggota keluarga yang tewas tersebut memiliki keyakinan apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia.

Baca Juga: Terjadi Lagi, Ledakan Bom di Turki Menewaskan 6 Warga Setempat, KBRI: Tidak Ada WNI yang Jadi Korban

“Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem,” ujar Adrianus, Sabtu 12 November 2022.

Satu keluarga tewas di Kalideres semata-mata karena kelaparan dan tidak punya uang untuk makan adalah sangat tidak mungkin, menurutnya.

Apokaliptik sendiri merupakan kata sifat yang memiliki arti agama bergabung dengan rasalisme sehingga menumbuhkan sikap serta perilaku yang apokaliptik.

Apalagi mereka tinggal di perumahan kelas menengah dan memiliki aset untuk dijual dan hasil penjualan bisa untuk hidup. Karena itu,Adrianus menduga ada unsur kesengajaan dalam peristiwa ini.

“Saya bayangkan bunuh diri dengan melaparkan diri tetapi saya tidak yakin orang mampu melakukan tindakan seperti itu karena pasti lama dan menyakitkan,” kata Adrianus Meliala.

Baca Juga: Jelang KTT G20, Modifikasi Cuaca Dilakukan Guna Mencegah Fenomena Siklon Tropis

Ia berpikir dan menduga ada tindakan pelaparan yakni kemungkinan adanya pihak-pihak yang membuat mereka lapar dengan tidak memberi akses makanan.

“Tentu ada motif ya kenapa seperti itu, harus menunggu hasil autopsi yang akurat,” ujarnya.

Adapun perilaku misterius keluarga di Kalideres sebelum ditemukan tewas. Perilaku misterius yang dirasakan tetangga adalah, sang kepala keluarga kakinya dibungkus plastik beberapa hari sebelum dia dan anggota keluarga lainnya ditemukan tewas dan jenazahnya mengering.

"Yang dibungkus plastik kaki ayahnya. Satu kaki aja. Yang ditanyakan kenapa? Terus nggak dijawab. Nanya anaknya ke mana udah lama nggak kelihatan, katanya pindah," cerita salah satu tetangga tersebut.***

Editor: Kurniawan Rio

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x