CERDIK INDONESIA - Di tengah konflik yang tengah memanas di antara Rusia dan Ukraina, Rusia minim dukungan. Namun, pada suatu kesempatan, Rusia sebut relasinya dengan Beijing sangat erat.
Beberapa jam setelah menteri luar negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan bahwa hubungan Rusia dan China berada pada tingkat terkuat yang pernah ada, perusahaan China di rusia justru mundur.
Mundurnya perusahaan energi China menunjukkan bahwa mereka juga tidak ingin berbenturan dengan sanksi yang dijatuhkan pada Moskow.
Baca Juga: Usulan Perpanjangan Jabatan Jokowi Ditolak Megawati, PDIP Unggulkan Prabowo Subianto
Perusahaan-perusahaan China seperti Sinopec Group yang dikelola negara telah ambil ancang-ancang untuk hengkang dari Rusia demi hindari sanksi Barat.
Grup Sinopec mundur dari Investasi petrokimia besar dan usaha pemasaran gas di Rusia.
Perusahaan China, Sinopec yang merupakan penyulingan minyak terbesar di Asia mundur dari investasi setengah miliar dolar di pabrik kimia dan tadinay berencana pasarkan gas Rusia di China.
Pejabat Sinopec dan dua raksasa minyak lainnya dipanggil oleh kementerian luar negeri China awal bulan ini.
Kementerian luar negeri China memperingatkan mereka agar tidak membeli aset Rusia dan juga meminta mereka untuk meninjau ulang hubungan bisnis mereka dengan mitra Rusia dan operasi lokal.