Tetangga AS, Kanada, juga memberlakukan sanksi serupa yang melarang warga Kanada terlibat dalam pembelian utang negara Rusia dan mengatakan bahwa pihaknya menghentikan transaksi keuangan dengan bank-bank Rusia yang didukung negara.
Namun, beberapa orang percaya bahwa sanksi tersebut tidak terlalu keras dan dapat memberikan kepercayaan kepada Vladimir Putin dengan lebih memberinya keberanian.
Olivier Dorgans, seorang pengacara yang mengkhususkan diri pada sanksi ekonomi di firma hukum Ashurst, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pembekuan aset pada beberapa oligarki dan individu Rusia akan berdampak terbatas.
"Sanksi belum sampai ke titik yang menyaitkan, itu adalah langkah yang koheren dalam kaitannya dengan membela kepentingan ekonomi Eropa," kata Dorgans.
Andrew Lohsen, pakar Rusia di Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington juga mencerminkan bahwa sanksi tidak akan memaksa Rusia untuk mengubah arahnya.
Para ahli masih merasa bahwa sanksi keuangan seperti mengeluarkan Rusia dari SWIFT, sistem transaksi bank internasional akan keras dan memaksakan kontrol ekspor yang akan membuat lembaga keuangan Rusia kekurangan peralatan dan perangkat lunak berteknologi tinggi dapat memiliki dampak merusak lebih lanjut.
Selain AS dan Kanada, sanksi juga diumumkan oleh Inggris yang menjatuhkan sanksi kepada lima bank Rusia termasuk Rossiya dan Promsvyazbank (PSB).
Jerman juga memberi sanksi pada pipa gas Nord Stream 2 yang tetap tidak beroperasi karena menunggu persetujuan regulator Jerman dalam upaya untuk menghalangi Ukraina.***