Beberapa saat setelah survei awal yang mendeteksi kandungan gas alam itu, tanah di bawah kilang pengeboran kolaps dan menimbulkan rongga berbentuk mangkuk raksasa yang akhirnya disebut kawah Darvaza ini.
Diameternya sekitar 70,1 meter dan kedalamannya 20 meter.
Untungnya tidak timbul korban jiwa dalam insiden tersebut. Diputuskan misi itu gagal dan tempat pengeboran ditimbun.
Didasari kekhawatiran gas itu mungkin berdampak buruk bagi lingkungan sekitar dan hewan liar, para insinyur itu memutuskan membakar gas tersebut.
Mereka memperkirakan gas akah hilang dalam beberapa minggu setelah dibakar. Akan tetapi prediksi itu salah total dan hingga kini, apinya belum berhenti berkobar, entah sampai kapan. Namun demikian, beberapa pihak masih ada yang belum yakin bahwa insinyur Rusia yang menyebabkannya.
"Dari yang saya dengar dari ahli geologi Turkmenistan, yang ada di sana selama beberapa dekade, kolapsnya tempat ini mungkin sudah terjadi di tahun 1960-an dan belum menyala sampai 1980-an. Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Baca Juga: Grup Neraka Bagi Setan Merah, MU Vs PSG, Ini Hasil Drawing Liga Champions 2020/2021
Tidak ada pula rekamannya," sebut George Kourounis, petualang yang pernah turun ke Gerbang Neraka itu pada National Geographic dikutip cerdikindonesia, Jumat 23 April 2021.