Joe Biden Bikin Korea Utara Geram! Kim Yo Jong: Kalau AS Ingin Tidur dengan Damai, Jangan Buat Kami Kesal

- 17 Maret 2021, 12:11 WIB
Kim Yo Jong (kanan) bersama pemimpin Korea Utara Kim Jong Un /
Kim Yo Jong (kanan) bersama pemimpin Korea Utara Kim Jong Un / /KCNA via NK News/

 

CERDIKINDONESIA - Antara Korea Utara dan Amerika Serikat (AS) sempat mengalami hubungan yang sangat tegang. 

Kali ini, saudari Presiden Korea Utara, Kim Yo-Jong, mengkritik latihan militer yang dilakukan di Korea Selatan hingga akhirnya Joe Biden Presiden Amerika Serikat diminta untuk menghentikan latihan tersebut kalau "Tidur dalam damai", dilansir media Korea Utara Selasa 16 Maret 2021.

Hal itu disampaikan Kim Yo Jong pada publik Korea Utara kepada Washington, sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari 2021 lalu.

Baca Juga: Kalah atau Menang Donald Trump akan Tetap Kirim Bom Nuklir ke Korea Utara

Hal itu juga disampaikan tepat sehari sebelum Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dan Menteri Pertahanan, Lloyd Austin dijadwalkan tiba di Seoul untuk pembicaraan pertama mereka dengan mitra-mitra di Korea Selatan.

"Kami menggunakan kesempatan ini untuk memperingatkan pemerintahan baru AS yang berusaha keras untuk melakukan perbuatan tak menyenangkan di tanah kami," ujar Kim Yo-jong.

Selain itu, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara KCNA, Kim Yo-jong juga menyeroti tingkah AS.

"Kalau AS ingin tidur dengan damai selama empat tahun mendatang, pada langkah pertama lebih baik jangan membuat kami kesal,” katanya.

Latihan militer musim semi bersama yang dimulai minggu lalu terbatas pada simulasi komputer, karena risiko virus corona Covid-19 serta upaya berkelanjutan untuk terlibat dengan Korea Utara.

"Latihan perang dan permusuhan tidak akan pernah bisa berjalan dengan dialog dan kerja sama," ucap Kim Yo-jong, seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

Baca Juga: Dikabarkan Koma, Presiden Korea Utara Kim Jong-un Tampil Pimpin Rapat Soal Corona

Ketika ditanya mengenai pernyataan Kim Yo Jong, Blinken mengatakan kepada sebuah pengarahan di Tokyo bahwa dia mengetahui hal tersebut, tetapi dia lebih tertarik untuk mendengar apa yang dipikirkan sekutu dan mitra Amerika tentang Korea Utara.

 

Blinken dan Austin tengah melakukan perjalanan di Asia minggu ini untuk membahas kebijakan luar negeri dan keamanan dengan sekutu di Jepang dan Korea Selatan.

Pemerintahan AS yang baru juga diharapkan menyelesaikan peninjauan kebijakan Korea Utara dalam beberapa minggu mendatang.

Serta, Blinken mengatakan Washington kini sedang mempertimbangkan apakah tekanan tambahan terhadap Korea Utara bisa efektif.

Korea Utara sejauh ini menolak permintaan dari Amerika Serikat untuk terlibat dalam dialog, Gedung Putih, karena kedinginan dalam hubungan yang dimulai di bawah Presiden Donald Trump telah meluas ke kepresidenan Biden.

Baca Juga: Lama Menghilang, Akhirnya Istri Kim Jong Un Tampil ke Hadapan Publik dengan Alasan Ini

Pemimpin Kim Jong Un mengadakan tiga pertemuan puncak tingkat tinggi dengan Donald Trump dan bertukar serangkaian surat, tetapi negara bersenjata nuklir itu mengakhiri pembicaraan dan mengatakan tidak akan terlibat lebih jauh kecuali Amerika Serikat mencabut kebijakan permusuhannya.

Kim Yo Jong mengejek Korea Selatan karena menggunakan permainan perang yang menyusut, sekarang mereka menemukan diri mereka dalam rawa krisis politik, ekonomi, dan epidemi.

Boo Seung Chan, juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan, mengatakan latihan itu rutin dan bersifat defensif.

“Posisi kementerian adalah bahwa Korea Utara harus menunjukkan sikap yang fleksibel, seperti menanggapi dialog, untuk membangun perdamaian yang langgeng dan kokoh di Semenanjung Korea,” katanya dalam sebuah pengarahan.

Keterlibatan antar-Korea yang telah meningkat pada tahun 2018, dan saat ini tengah diupayakan oleh Korea Selatan untuk "tidak akan datang dengan mudah lagi" dan Korea Utara akan mengawasi untuk melihat apakah ada provokasi lebih lanjut.

Korea Utara akan mempertimbangkan untuk menarik diri dari perjanjian militer antar-Korea yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan di sepanjang perbatasan bersama mereka, dan akan meninjau apakah akan membubarkan beberapa organisasi yang bertujuan untuk bekerja sama dengan Selatan.***

Editor: Safutra Rantona

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x