CERDIKINDONESIA – Krisis politik di Myanmar terus berlanjut. Krisis ini dimulai sejak adanya kudeta yang dilakukan militer kepada pemerintahan sipil pada 1 Februari 2021.
Militer pun melakukan penahanan terhadap pejabat sipil, termasuk kepada tokoh peraih nobel perdamaian Aung San Suu Kyi.
Kudeta itu ditentang warga sipil Myanmar yang berujung pada aksi-aksi protes dengan melakukan unjuk rasa.
Baca Juga: BERGOLAK! Unjuk Rasa Warga Sipil Myanmar Tewaskan Ratusan Orang
Namun, aksi unjuk rasa tersebut mendapatkan tindak kekerasan dari tentara Myanmar hingga menimbulkan korban jiwa.
Kabar terbaru dari LSM pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan sedikitnya 126 orang tewas sejak kudeta militer 1 Februari lalu.
Dari jumlah itu, 38 di antaranya tewas pada Minggu, 14 Maret 2021.
Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) melansir sampai dengan 14 Maret, total 2.156 orang telah ditangkap, didakwa atau dijatuhi hukuman sehubungan dengan kudeta militer.