Gunung Semeru Belum Stabil, Masyarakat Diimbau Waspada Terhadap Ancaman Lahar Panas

- 15 Desember 2020, 11:26 WIB
Guguran lava pijar Gunung Semeru terlihat dari Desa Oro Oro Ombo, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (2/12/2020)
Guguran lava pijar Gunung Semeru terlihat dari Desa Oro Oro Ombo, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (2/12/2020) /Antara/Umarul Faruq

CERDIK INDONESIA - Kepala Subbidang Mitigasi Gunungapi Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani mengimbau masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak G. Semeru dan jarak 4 km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Masyarakat diimbau menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi dan perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

"Masyarakat diminta waspada terhadap ancaman lahar di alur sungai/lembah yg berhulu di Gunung Semeru mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk," katanya saat dihubungi dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa 15 Septermber 2020.

Baca Juga: Luhut Minta Penumpang Pesawat ke Bali Tes Swab Dulu H-2 Keberangkatan, Berlaku Mulai Sekarang!

Nia mengatakan kondisi Gunung Semeru masih belum stabil namun erupsi yang terjadi tidak terus menerus dan statusnya masih pada level II atau waspada.

"Erupsi terjadi tidak terus menerus dengan kolom erupsi tidak teramati karena umumnya tertutup kabut selama sepekan terakhir," ujar Nia.

Menurutnya aktivitas Gunung Semeru selama 7-13 Desember 2020 masih fluktuatif, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, tinggi sekitar 100 meter dari puncak.

"Teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 1,5 hingga 3,5 kilometer dari puncak, arah luncuran ke arah tenggara (Besuk Kobokan)," tuturnya.

Baca Juga: Dalami Dugaan Aliran Dana Suap Ekspor Benur, KPK Cecar Pertanyaan ke 2 Sespri Edhy Prabo

Ia menjelaskan guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur 400 hingga 500 meter dari puncak dan arah luncuran tenggara (Besuk Kobokan).

Seismograf juga merekam sebanyak 128 kali gempa letusan, 2 kali gempa awan panas guguran, 92 kali gempa guguran, 45 kali gempa embusan, 25 kali tremor harmonik, 1 kali gempa vulkanik dalam, 1 kali gempa tektonik lokal, 19 kali gempa tektonik jauh, dan 10 kali gempa getaran banjir.

Berdasarkan laporan pos pantau, aktivitas Gunung Semeru periode pengamatan Selasa (15 Desember 2020) pukul 00.00 - 06.00 WIB secara visual Gunung kabut dan asap kawah tidak teramati.

Baca Juga: Naas! Mobil Patroli Polsek Kalijambe Sragen Dihantam KA Brantas, 2 Tewas 1 Hanyut di Sungai

"Letusan asap, embusan asap secara visual tidak teramati karena gunung kebanyakan tertutup kabut," sambungnya.

Untuk aktivitas kegempaan tercatat letusan sebanyak empat kali, guguran sebanyak dua kali, embusan sebanyak satu kali, dan tremor harmonik sebanyak empat kali.***

Editor: Arjuna

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah