BAHAYA ! Sesar atau Patahan Lembang, Gempanya Berpotensi Membelah Kota Bandung dan Sekitarnya

23 November 2022, 12:05 WIB
Sesar atau patahan Lembang berpotensi hancurkan Kota Bandung /Pexels / Ahmed Akacha/

CERDIK INDONESIA - Sesar Lembang atau patahan Lembang disebut dapat menghancurkan Kota Bandung, karena bisa menyebabkan gempa yang lebih dahsyat dibanding sesar Cimandiri yang menyebabkan gempa di Cianjur sebelumnya.

Diketahui Jawa Barat sendiri memiliki beberapa sesar yaitu:

  • Sesar Baribis di Kabupaten Purwakarta sampai Kabupaten Majalengka.
  • Sesar Cipamingpis yang berada di bagian barat Cianjur hingga bagian timur daerah Sukabumi.
  • Sesar Lembang yang membentang sepanjang 29 kilometer, dari Gunung Manglayang di Timur Bandung ke sekitar wilayah Padalarang.

Baca Juga: Dinar Candy Khawatir Adiknya Hilang, Banyaknya Korban Akibat Gempa Bumi di Cianjur

Dapat menghancurkan Kota Bandung, Sesar Lembang atau patahan Lembang yang dinyatakan aktif ini memiliki magnitudo tertarget 6,8.

Sejauh ini, tercatat beberapa gempa terjadi di jalur Sesar tersebut, diantaranya gempa Kampung Muril Cisarua dengan magnitudo 3,3 Pada 28 Agustus 2011, dan gempa magnitudo 2,8 and 2,9 pada 14 dan 18 Mei 2017.

Dari hasil penelitian BMKG dan mitra, terdapat 9 kali gempa di Sesar Lembang selama periode 2010 hingga Desember 2011.

Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menegaskan, keaktifan Sesar Lembang dapat dilihat dari aktivitas gempa-gempa kecil yang masih terjadi di sepanjang jalurnya.

Baca Juga: Gempa Bumi 5,5 M Guncang Kupang, Puluhan Rumah Dilaporkan Mengalami Kerusakan

Di sisi lain, Daryono pun mengungkapkan seberapa bahaya Sesar Lembang.

Dari data GPS, dapat diambil simpulan Sesar Lembang memiliki pergerakan 2 hingga 6 milimeter per tahunnya.

Jika terjadi pergerakan, maka Sesar Lembang dapat menimbulkan adanya gempa tektonik maupun longsor dan memiliki periode ulang sekitar 170 hingga 670 tahun.

Terakhir kali terjadi bencana alam hasil Sesar Lembang ialah sekitar 500 tahun lalu. Artinya, sejak rentang hari ini hingga 100 tahun mendatang, kemungkinan bencana akan selalu ada.

Baca Juga: Puncak Klasemen Group C Piala Dunia Qatar 2022, Argentina Terpuruk Di Posisi Paling Bawah Klasemen Saat Ini

Untuk antisipasi lebih mumpuni, per 2019, BMKG kembali memasang sebanyak 16 sensor seismik periode pendek (short period seismograph) secara lebih rapat.

Hal itu demi melengkapi 19 seismograf broadband yang sebelumna telah terpasang di Jawa Barat dan Banten.***

Editor: Kurniawan Rio

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler