WEBINAR "TNI Vs PKI", Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo:Ciri-Ciri PKI, Dukung Jabatan Presiden Seumur Hidup

27 September 2021, 11:20 WIB
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn.) Gatot Nurmantyo /Tangkapan layar video Twitter./

 

CerdikIndonesia - Sebentar lagi, 30 September 2021, pernah terjadi peristiwa yang mengerikan di Indonesia. Hal itu sejumlah tokoh membicarakan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo mengatakan PKI buka partai yang nasionalis.

Pada acara Webinar "TNI Vs PKI", Gatot Nurmantyo menjadi Narasumber pada hari minggu 26 September 2021.

Baca Juga: Menteri Penerangan Era Soeharto, Harmoko Meninggal Dunia di RSPAD Gatot Soebroto Pukul 20:22 WIB

 

Gatot Nurmantyo mengatakan PKI bukan partai yang nasionalis. Sebab mereka berupaya untuk menempatkan Indonesia di bawah ketiak negara lain.

Partai Komunis Indonesia (PKI) akan membuat politk Indonesia gaduh hingga dapat merebut kekuasaan dan berkuasa.

Ancaman PKI sempat terjadi sebelumnya, yaitu pada tahun 1926, 1948, dan 1965.

Ciri selanjutnya adalah melakukan penculikan, penganiayaan terhadap warga sipil, polisi, dan juga ulama.

Gatot Nurmantyo menjelaskan ciri-ciri komunis gaya baru. Seperti tampuk kekuasaan yang terpusat pada sekelompok elite atau oligarki, sering melakukan bohong dan janji palsu, dan senang memecah belah rakyat.

Baca Juga: Pangdam Jaya Mayjen Dudung Copot Baliho FPI, Gatot Nurmantyo Ogah Salahkan Siapa-Siapa



"Termasuk menghalalkan segala cara untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan, dan melakukan pembunuhan karater lawan politik, menyusup ke semua lini kekuasaan,” urainya.

Dalam kesempatan ini, Gatot Nurmantyo tidak secara gamblang menyebut PKI kembali muncul di era kekinian. Tapi dia mengurai bahwa ciri-ciri PKI sudah bisa dirasakan masyarakat Indonesia.

Secara politik, sambungnya, sudah terlihat adanya upaya adu domba di antara partai politik, masyarakat dan pemerintah, sehingga terjadi ketegangan sosial.


"Mendukung jabatan presiden seumur hidup. Mencari dukungan kepada negara komunis besar, 48 Soviet, 65 China, atau membiarkan pengaruh negara komunis menguasai RI,” lanjut Gatot Nurmantyo.

"Dari masa ke masa, kita merasakan bersama-sama fitnah, adu domba, pecah belah, dan menghalalkan segala cara termasuk membunuh TNI, ulama, dan orang Islam untuk meraih kekuasaan menjadi ciri dari gerakan PKI,” sambungnya.

Gatot mengingatkan agar bukti sejarah yang telah disampaikannya tidak dianggap angin lalu.

Baca Juga: Jangan Ikuti Pemimpin yang Jual TNI Ungkap Gatot Nurmantyo, Pangdam Jaya: Kalau Perlu, FPI Bubarkan
Sebab, sekalipun PKI sudah dibubarkan dan dilarang secara tegas kehadirannya di Indonesia melalui Ketetapan MPR Nomor XXV/MPRS/1966, namun sejarah selalu membuktikan bahwa PKI dengan mudah bisa melakukan pemberontakan.

"PKI memang sudah dibubarkan, tetapi pengalaman di Indonesia, fakta tidak dibantahkan bahwa PKI mudah melakukan pemberontakan,” ujarnya.***

Editor: Safutra Rantona

Tags

Terkini

Terpopuler