TALIBAN Kepung Afghanistan, Presiden Amerika Serikat Joe Biden Kirim 1000 Pasukan Tempur ke Afghanistan

15 Agustus 2021, 20:05 WIB
Ilustrasi. Pasukan asing pimpinan AS menarik diri dari Afghanistan. /Reuters/

CerdikIndonesia - Kelompok Taliban secara tiba-tiba mengepung Afghanistan dan sejumlah kota sudah dikuasainya. Akibat masalah ini, Diplomat Amerika Serikat sudah angkat kaki dari Afghanistan.

Disaat Taliban menguasai Afghanistan, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengirimkan 1000 pasukan ke Afghanistan.

Menurut pejabat Kementerian Pertahanan AS mengatakan pemerintah AS memutuskan menambah 1.000 personel dan menugaskan 3.000 marinir dan tentara pada pekan ini.

 

Baca Juga: RIBUAN TALIBAN Kuasai Kota Afghanistan, Tembakan Terdengar di Kabul: Joe Biden Perintahkan Tarik Diplomat AS

Pasukan Amerika Serikat sudah landing di bandara dan Kedutaan Besar di Ibu Kota Afghanistan.

"[Tujuannya] adalah agar memastikan keamanan penarikan personel AS dan pasukan lainnya dan mengevakuasi dengan aman rakyat Aghanistan yang membantu tentara kita selama misi dan mereka yang berisiko khusus dari pergerakan Taliban," kata Biden dalam keterangan.

Akibat kebijakan Joe Biden, para pejabat Amerika Serikat mengaku terkejut dengan pergerakan kelompok Taliban itu.

Baca Juga: Novel Baswedan Diberhentikan dari KPK Karena Tidak Lulus TWK, Apakah Ini Bukti KPK Taliban?

 

 

Presiden Afghan Ashraf Ghani mengatakan dalam pidato melalui televisi pada Sabtu, bahwa pengelompokan kembali militer adalah prioritas utama.

Militer telah memilih untuk tidak melakukan perlawanan di beberapa kota besar dan kecil. Dia memperingatkan bahwa Afghanistan berada dalam bahaya ketidakstabilan yang serius. Ghani telah berbicara dengan berbagai pemimpin negara, tetapi belum memberikan detailnya.

Ia Dia bersumpah tidak akan meninggalkan yang dia sebut sebagai prestasi dalam 20 tahun terakhir.

Baca Juga: Jusuf Kalla Bertemu Menlu Afghanistan Rencanakan Perdamaian dengan Taliban

Biden telah meminta Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk mendukung Ghani dan pemimpin Afghan lainnya untuk menghindari pertumpahan darah dan mencapai persetujuan politik.
***

Editor: Safutra Rantona

Tags

Terkini

Terpopuler