CERDIKINDONESIA – Hingga hari ini, BMKG mencatat telah terjadi 19 gempa bumi susulan di Maluku Tengah pasca gempa 6.1 magnitudo kemarin siang.
Sebelumnya, telah terjadi gempa di daerah Maluku Tengah dengan kekuatan 6.1 magnitudo.
Gempa ini dirasakan pada Rabu, 16 Juni 2021 pukul 11.43 WIB, dan terjadi di laut dengan kedalaman 10 km.
Pusat gempa sendiri berada di 7 km timur Tehoru dan 58 km barat daya Kobisonta, Maluku Tengah.
Dengan titik koordinat yaitu 3.39 Lintang Selatan (LS) dan 129.56 Bujur Timur (BT).
Gempa ini dirasakan oleh warga yang tinggal di Tehoru, Masohi, Bula, Kairatu, Saparua, dan Pulau Ambon.
Mengingat kembali pada tahun 1899, dengan epicentrum berada di sebelah barat pusat gempa Maluku Tengah kemaren siang, pernah terjadi tsunami yang dahsyat.
Tsunami tersebut yaitu tsunami Elpaputih yang terjadi pada 30 September 1899, dengan dipicu oleh gempa bumi berkekuatan 7.8 magnitudo.
Tsunami itu sendiri menyebabkan 4.000 orang meninggal dunia.
Melihat hal tersebut, Daryono selaku Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG mengatakan, bahwa gempa Maluku Tengah ini tidak berpotensi tsunami.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami,” ucap Daryono melalui akun twitter pribadinya.
“Namun, berdasarkan hasil observasi tinggi muka air laut, menunjukkan adanya kenaikan,” tambahnya.
“Telah terjadi tsunami kecil yang diduga berkaitan dengan longsoran bawah laut yang dipicu gempa,” jelasnya.
Tsunami kecil ini sendiri terjadi sebanyak dua kali.
Tercatat, tsunami kecil pertama terjadi empat menit setelah gempa, dengan ketinggian maksimum sekitar 50 cm.
Sedangkan tsunami kecil kedua terjadi 19 menit setelah gempa, dengan ketinggian maksimum sekitar 7 cm.
Daryono pun mengunggah foto yang merupakan bukti adanya longsoran yang dipicu gempa 6.1 magnitudo kemarin.
Longsoran tersebut kemudian memicu terjadinya tsunami kecil.
Yang berlokasi di Tanjung Mahu, antara Tehoru dan Saunulu yang berdekatan dengan epicentrum.
Ia mengingatkan, bahwa selatan Seram adalah kawasan rawan gempa dan tsunami.
Sebelumnya, sudah ada empat kali kejadian gempa dan tsunami yang terjadi di daerah itu.
Tsunami Ambon-Seram tahun 1674 yang menewaskan 2.243 orang, kemudian tsunami Elpaputih tahun 1899 yang menewaskan 4.000 orang.
Lalu ada tsunami di Ambon tahun 1950, dan terakhir yaitu gempa Ambon tahun 2019 yang menewaskan 31 orang.***