Sirah Nabawiyah 'Kisah Umar bin Khattab Menetapkan Dasar Tahun Hijriah'

- 31 Juli 2022, 22:20 WIB
Ceramah singkat Ramadhan 1443 H tentang sirah Nabi Muhammad SAW.
Ceramah singkat Ramadhan 1443 H tentang sirah Nabi Muhammad SAW. /Pixabay.com/azrialkukuh.

CERDIK INDONESIA - Orang arab jaman dulu meyakini bahwa bulan Muharram merupakan bulan suci sehingga tidak layak menodai bulan tersebut dengan peperangan, sedangkan pada bulan lain misalnya shafar, diperbolehkan melakukan peperangan. Nama shafar sendiri memiliki arti sepi atau sunyi dikarenakan tradisi orang arab yang pada keluar untuk berperang atau untuk bepergian pada bulan tersebut.

Dalam Islam, Muharram adalah bulan pertama di kalender Hijriah. Ia merupakan bulan bersejarah yang memiliki banyak keistimewaan bagi umat Islam. Dalam buku “Sejarah Pembentukan Kalender Hijriah” karya Ahmad Zarkasih (Rumah Fiqih, 2018), dikatakan bahwa penanggalan Hijriah yang banyak dikenal kaum Muslim itu adalah produk politik yang dikeluarkan semasa Sayyidina Umar bin Khattab menjabat khalifah. Dikatakan demikian karena memang motivasi terbentuknya penanggalan tersebut guna kelancaran system kenegaraan ketika itu.

Pada asasnya, Muharram membawa maksud ‘diharamkan’ atau ‘dipantang’, yaitu bulan di mana Allah SWT melarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Begitulah kebiasaan mereka tempo dulu mengkhususkan bulan-bulan peperangan dan bulan-bulan gencatan senjata.

Baca Juga: Simak! Penjelasan Ustadz Adi Hidayat : Hikmah Dibalik Bulan Muharram

Kisah Umar bin Khattab Menetapkan Dasar Tahun Hijriah

Awal penanggalan hijriah resmi diputuskan pada era khalifah Umar bin Khathab, sahabat Nabi yang terkenal membuat banyak gebrakan selama memimpin umat Islam. Keputusan tersebut diambil melalui jalan musyawarah. Semula muncul beberapa usulan, di antaranya bahwa tahun Islam dihitung mulai dari masa kelahiran Nabi Muhammad. Ini adalah usulan yang cukup rasional.
Umar bin Khatab menolak usulan ini. Singkat cerita, forum musyawarah menyepakati momen hijrah Nabi dari Makkah menuju Madinah sebagai awal penghitungan kalender Islam atau kalender qamariyah yang merujuk pada perputaran bulan (bukan matahari). Karenanya kelak dikenal dengan tahun hijriah yang berasal dari kata hijrah (migrasi, pindah).

Memilih momen hijrah daripada momen kelahiran Nabi yang dilakukan Umar dan para sahabat lainnya mengandung makna yang sangat dalam. Karena mereka merasakan sendiri betapa penuh perjuangan dalam perjalanan hijrah hingga pada akhirnya Islam tetap teguh, kuat, dan berkembang.

Kelahiran yang dialami manusia adalah peristiwa alamiah yang tak bisa ditolak. Nabi Muhammad pun saat lahir tak serta merta diangkat menjadi nabi kecuali setelah berusia 40 tahun. Beliau kala itu hanyalah bayi putra Abdullah bin Abdul Muthalib.

Baca Juga: Amalan yang Bisa Anda Lakukan di Awal Tahun Hijriah

Berbeda dari hijrah yang mengandung tekad, semangat perjuangan, perencanaan, dan kerja keras ke arah tujuan yang jelas: terealisasinya nilai-nilai kemanusiaan universal yang berlandaskan asas ketuhanan dalam Islam (rahmatan lil ‘alamin).

Halaman:

Editor: Yuan Ifdal Khoir

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x