Mengenal Tradisi Munggahan atau Punggahan Dalam Menyambut Bulan Suci Ramadan

- 27 Maret 2022, 16:46 WIB
Ilustrasi. Tradisi munggahan salah satu bentuk  bentuk rasa syukur kepada Allah.
Ilustrasi. Tradisi munggahan salah satu bentuk bentuk rasa syukur kepada Allah. /Pixabay/ john1cse/

CERDIK INDONESIA - Tradisi Munggahan atau Punggahan merupakan salah satu dari sekian banyak tradisi yang dilakukan di Indonesia dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Munggahan sendiri sama halnya dengan Punggahan, hanya saja Munggahan itu sebutan untuk tradisi yang dilakukan di masyarakat Sunda, Jawa Barat. Sedangkan punggahan sebutan untuk tradisi yang sama di Pulau Jawa secara keseluruhan.

Munggahan sendiri berasal dari kata munggah yang artinya naik. Dapat dimaknai bahwa dalam menyambut bulan suci Ramadan kita haru 'menaikkan' atau meningkatkan lagi iman kita.

Baca Juga: Final Proliga 2022, Link Live Streaming Surabaya Samator vs Bogor LavAni

Munggahan bertujuan untuk mengingkatkan kembali umat muslim bahwa Ramadan akan segera tiba, juga momentum untuk mengirim doa pada orang terdekat yang sudah terlebih dahulu meninggal dunia.

Munggahan biasanya dilakukan di rumah dengan mengundang ustaz atau kyai guna memimpin pembacaan tahlil dan doa. Selain itu bisa juga dilakukan di mushola atau masjid.

Tradisi munggahan sendiri menurut sejarah berasal dari Sunan Kalijaga yang kala itu berupaya menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Tengah.

Baca Juga: Profil dan Biodata Lengkap Syair Daulay, Penyanyi Lagu Kadijah Istri Rasulullah

Hal itu diketahui sebagaimana mengutip jurnal berjudul Tradisi Punggahan Menjelang Ramadhan oleh Salma Al Zahra Ramadhani dan Nor Mohammad Abdoeh.

Kala itu, Sunan Kalijaga menggunakan metode akulturasi budaya dalam menyiarkan agama islam.

Adapun menu wajib yang harus disediakan ketika munggahan yaitu pisang raja, ketan, apem, dan pasung. Yang mana keempatnya memiliki makna tersendiri dengan menyambut datanya bulan Ramadan.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Final Proliga 2022 BSB Samator vs LavaAni di Link TV Online O Channel Gratis

Ketan yang berwarna putih memiliki makna kesucian yang akan diraih masyarakat sebelum memasuki Ramadan.

Apem yang berasal dari bahasa Arab, yaitu afwan memiliki ampunan atau maaf. Artinya sebelum Ramadan kita harus meminta ampunan kepada Allah SWT.

Kue Pasung yang juga berasal dari bahasa Arab, yaitu fashoum memiliki makna memasung atau mengikat diri kita dari hawa nafsu.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 25 Kapan Dibuka? Cek Pemilik NIK yang Bisa Lolos

Lanjut yakni pisang raja yang memiliki makna bahwa kita memiliki harapan agar diberikan apa yang kita minta kepada Allah SWT. 

Dengan demikian, empat makanan wajib tersebut biasanya tersedia dalam tradisi munggahan atau punggahan.

Keempatnya pada dasarnya memiliki simbol datanya bulan suci Ramadan yang mana memerintahkan kita untuk mensucikan diri, memaafkna terhadap satu sama lain, dan memohon ampun kepada Allah SWT.***

 

Editor: Yuan Ifdal Khoir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah