Materi Khutbah Jumat 2022 Dari Suara Muhammadiyah Membahas Tentang Intropeksi Agar Tak Lupa Diri

- 14 Maret 2022, 20:23 WIB
Ilustrasi. Khutbah Jumat bulan Sya'ban 2022.
Ilustrasi. Khutbah Jumat bulan Sya'ban 2022. /Pixabay/apassingstranger

Pada dasarnya kita juga tengah menyiapkan warisan untuk generasi yang akan dating. Oleh karena itu penting bagi kita untuk bermuhasabah. Adakah kita yang sekarang ini telah menyiapkan sesuatu yang layak, atau justru merusak dan mengeksploitasi apa yang ada, sehingga berakibat buruk untuk masa yang akan dating? Adakah mereka (generasi sesudah kita) juga masih mengumandangkan doa tersebut nantinya. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menghindari diri dari sifat sombong. Merasa diri lebih berjasa, kemudian lupa dengan pengorbanan para pendahulu. Merasa diri paling berkuasa, sehingga lupa masih ada tugas untuk meneruskan amanat peradaban kepada generasi yang akan datang.

Allah SWT berfirman,

لَا جَرَمَ أَنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْتَكْبِرِينَ

“Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka tampakkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong”(QS. An-Nahl: 23)

Baca Juga: Berikut Bacaan Shalat Tahajud Beserta Manfaat Serta Keutamaannya, Insyaallah Mustajab!

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Bidayah al-Hidayah menerangkan beberapa cara untuk mengobati sifat sombong, kurang lebih maknanya sebagai berikut:

Pertama, jika berjumpa dengan anak-anak, anggaplah mereka lebih mulia, sebab mereka belum banyak memiliki dosa daripada kita yang lebih tua. Kedua, jika berjumpa dengan orangtua, anggaplah mereka lebih mulia, sebab mereka sudah lama dan lebih dahulu melakukan ibadah daripada kita.

Ketiga, jika berjumpa dengan orang alim, anggaplah mereka lebih mulia dari kita, sebab mereka memiliki banyak ilmu dan mempelajari banyak hal. Mereka sudah mencapai derajat yang belum kita capai.

Keempat, jika berjumpa dengan orang yang bermaksiat, anggaplah mereka lebih mulia dari kita, sebab mereka melakukan dosa karena kejahilan/ ketidaktahuan, sementara adakalanya kita melakukan dosa dalam keadaan sadar, tentu tuntutan Allah lebih besar.

Halaman:

Editor: Safutra Rantona

Sumber: Suara Muhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah