Pakar Unpad: Endapan Vulkanik Erupsi Gunung Api Lahirkan Tanah yang Subur

- 16 Desember 2021, 08:05 WIB
Erupsi gunung Semeru
Erupsi gunung Semeru /

CERDIKINDONESIA - Indonesia rentan mengalami erupsi gunung api. Hal ini karena Indonesia berada di kawasan Cincin Api.

Namun, di balik erupsi yang memorak-porandakan wilayah di sekitarnya, seperti yang terjadi di Gunung Semeru, ada berkah yang akan menjadi sumber penghidupan masyarakat di masa datang.

Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Prof Mahfud Arifin menjelaskan, endapan material erupsi gunung api dalam jangka waktu tertentu akan mengalami pelapukan. Pelapukan itu akan menghasilkan tanah subur yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.

“Mineral yang terkandung (dalam letusan gunung api) akan melapuk dan mengeluarkan berbagai nutrisi yang subur bagi kebutuhan tanaman,” ungkap Mahfud.

Baca Juga: Mengenal Cedera Saraf Tulang Belakang yang Diderita Laura Anna

Proses ini dipelajari Prof. Mahfud dari fenomena erupsi Krakatau tahun 1883 lampau. Pada 1983 atau 100 tahun pasca-erupsi Krakatau terjadi, ia dan tim ahli tanah dari Institut Pertanian Bogor melakukan studi mengenai struktur tanah di kawasan yang tertimbun material erupsi.

Hasilnya, erupsi Krakatau tersebut membentuk tanah subur setebal 25 sentimeter. Salah satu ciri dari tanah subur tersebut adalah berwarna hitam. Warna hitam menandakan bahwa tanah mengandung nutrisi yang dilepaskan dari hasil pelapukan mineral primer. Nutrisi berupa kalsium, magnesium, natrium, hingga kalium merupakan mineral yang sangat dibutuhkan tanaman.

Dari hasil studi tersebut, diperoleh simpulan bahwa untuk menjadikan kawasan bekas endapan material erupsi gunung api yang subur memerlukan evolusi yang cukup lama. Pembentukan tanah hitam nan subur di kawasan erupsi Krakatau setebal 25 sentimeter memerlukan waktu pelapukan hingga 100 tahun.

“Diperkirakan dalam waktu 100 tahun, daerah erupsi Gunung Semeru kemudian bisa menjadi daerah yang sangat subur, dengan tanah hitam yang tebal dan subur untuk tanaman pertanian,” kata Prof. Mahfud.

Halaman:

Editor: Susan Rinjani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x