Kekerasan dalam Berkencan di Korea Selatan Mengerikan, dari Seksual, Kurungan, hingga Pembunuhan

- 1 September 2021, 08:15 WIB
Ilustrasi depresi.
Ilustrasi depresi. /Pixabay/Anemone123

Para ahli mengatakan itu terutama karena definisi sosial Korea tentang kekerasan dalam pacaran sebagai "pertengkaran kekasih".

Jadi otoritas investigasi dan pengadilan cenderung menghindari campur tangan dalam "masalah pribadi kekasih."

Baca Juga: Tak Lelah Sindir PKS, Fahri Hamzah Berikan Resep Agar Kuat Jadi Oposisi

"Karena itu terjadi di antara pasangan, otoritas investigasi melihatnya sebagai masalah cinta yang sederhana, jadi mereka menahan diri untuk tidak campur tangan, menganggapnya sepele dan menutup kasus di tempat," kata Choi Seon-hye, direktur Korean Women's Hot Line.

Ilustrasi kekerasan seksual. Ata halilintar diduga melakukan pelecehan seksual kepada Krisdayanti
Ilustrasi kekerasan seksual. Ata halilintar diduga melakukan pelecehan seksual kepada Krisdayanti


"Laporan kekerasan dalam pacaran meningkat karena korban merespons lebih sensitif dan aktif daripada sebelumnya, tetapi pengakuan lembaga investigasi atas kekerasan dalam pacaran tidak sesuai," kata Choi.

Dalam kasus Hwang, penyerangnya menelepon 119 dan mengatakan hal-hal seperti "Saya tidak sengaja membenturkan kepalanya ke pintu lift saat mencoba memindahkannya," dan bahwa dia "terlalu banyak minum."

Meskipun penuntut meminta surat perintah penangkapan untuknya dua hari setelah serangan atas tuduhan cedera, pengadilan setempat menolaknya, dengan mengatakan dia tidak mungkin melarikan diri atau menghancurkan bukti.

Baca Juga: Nasabah BCA, CIMB Niaga, OCBC NISP, Panin, Danamon, dan BTPN, Ini Cara Cairkan BSU Karyawan Rp 1 Juta

"Kami mengalami kesulitan merespons secara efektif atau mendukung korban karena tidak ada peraturan khusus untuk mengendalikan kekerasan dalam pacaran," kata Kim Do-yeon, manajer umum Institut Kekerasan Kencan Korea, sebuah badan penelitian yang didedikasikan untuk mengumpulkan data dan mempromosikan kebijakan untuk keselamatan wanita.

Halaman:

Editor: Susan Rinjani

Sumber: Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah