CerdikIndonesia - Tanggal 2 mei yang ditetapkan sebagai hari Pendidikan nasional merupakan tanggal kelahiran dari Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara.
Lahir dari keluarga bangsawan tidak membuat Ki Hajar Dewantara abai terhadap masa depan generasi penerus bangsa.
Baca Juga: Makin Diminati Anak Muda, Tiktok Raih 56 Miliyar Penayangan Konten Edukasi
Tokoh pendidik asal Yogyakarta yang meninggalkan banyak sekali warisan berarti bagi kemajuan dunia pendidiakan nasional.
Salah satunya adalah semboyan “ing ngarsa sung tulodho, ing madya mbangun karsa, tut wuri handayani” yang memiliki arti “di depan (guru) harus memberi contoh yang baik, di tengah-tengah (muridnya) harus menciptakan ide dan prakarsa, di belakang harus bisa memberi doronan dan arahan.”
Sampai saat ini semboyan tersebut masih dipegang teguh dan dignakan dalam sistem pendidkan tanah air, seperti “tut wuri handayani” yang menjadi salah satu ikon penting dalam lambang Kemendikbud.
Baca Juga: Sewot dengan Denny Siregar, Tokoh Papua Ini Sebut Demi Sesuap Nasi
Tidak hanya semboyan saja, Ki Hajar Dewantara pun sepanjang hidupnya berjuang agar kaum pribumi bisa mendapatkan hak nya untuk belajar di masa penjajahan Belanda dengan mendirikan Lembaga taman siswa di Jogjakarta.
Beliau memandang bahwa politik pemerintahan Hindia-Belanda sangat diskriminatidf terhadap kaum pribumi.