Panduan Puasa Ramadhan, Niat, Syarat Sah, dan Syarat Wajib

28 Maret 2023, 10:53 WIB
Puasa Ramadhan /mohamed_hassan/

CERDIK INDONESIA – Memasuki bulan ramadhan, umat muslim diseluruh dunia melakukan ibadah puasa. Dalam islam, puasa berarti menahan diri dari dahaga, lapar, haus, hawa nafsu, dan segala hal yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari.

Perintah untuk berpuasa juga telah disampaikan oleh Allah SWT dalam salah satu fiman-Nya dalam Surat Al-Baqarah ayat 183 yang berarti:

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (Q.S Al-Baqarah: 183)

Untuk melengkapi ibadah puasa, berikut ini adalah panduannya mulai dari niat, syarat sah, syarat wajib, hingga rukunnya.

Baca Juga: Mengenal Ibadah Puasa, Bukan Hanya Sekedar Menahan Lapar dan Haus

Niat Puasa

“Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala,”

Artinya: Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.

Syarat Sah Puasa

Menurut Kitab Safinatun Najah Fiima Yajibu ‘ala Abdi Ii Maulah, atau kitab ringkas mengenai dasar-dasar ilmu fikih menurut mazhab syafi’i, berikut adalah syarat sah dari puasa.

  1. Beragama Islam

Puasa menjadi ibadah yang wajib dilakukan bagi orang-orang beragama islam. Maka tidaklah sah puasa tersebut apabila dilakukan oleh seseorang yang kafir sejak lahir ataupun oleh seseorang yang telah murtad (keluar dari agama islam).

  1. Berakal

Puasa wajib dilakukan oleh orang-orang yang memiliki akal. Tidak wajib bagi mereka yang mengidap penyakit gila, ataupun tidak memiliki kesadaran untuk berpuasa. Namun apabila ketika seseorang tidur selama seharian ketika berpuasa, ibadah puasanya tetaplah menjadi ibadah yang sah. Namun berubah hukumnya ibadah puasa tersebut menjadi makruh.

  1. Suci dari semacam haid

Hukum ini diperuntukkan bagi kaum perempuan yang sedang berhalangan haid ataupun nifas, sehingga puasanya tidak akan sah karena secara syariat masih memiliki hadas yang besar. Harus menunggu suci dari hadas-hadas besar tersebut agar kembali dapat melakukan ibadah puasa.

  1. Mengetahui waktu berpuasa

Sah bagi mereka ibadah puasanya apabila mereka mengetahui kapan waktunya berpuasa. Yakni mereka mengetahui jika telah memasuki waktu ramadhan. Cara mengetahuinya dapat melihat sempurnanya bulan syaban atau melihat hilal.

Syarat Wajib Puasa

  1. Memeluk agama islam

Sebagaimana sama dengan syarat sahnya berpuasa, syarat wajib dari berpuasa adalah beragama islam. Tidak wajib bagi mereka yang tidak beragama islam untuk berpuasa. Karena salah satu perintah berpuasa adalah dilakukan bagi orang-orang yang beriman.

  1. Sudah memasuki usia baligh

Bagi umat muslim yang telah memasuki usia baligh, yakni 15 tahun bagi laki-laki dan telah mengalami haid bagi perempuan, maka diwajibkan kepada mereka untuk menjalan ibdah puasa selama bulan ramadhan.

Namun, bukan berarti bagi mereka yang belum memasuki usia baligh tidak bisa menjalankan ibadah puasa. Seperti anak-anak, maka orang tua dapat memberikan pendampingan kepada anak-anak mereka untuk berlatih melakukan ibadah puasa ramadhan.

  1. Berakal

Sama halnya dengan syarat sah berpuasa, salah satu syarat wajib berpuasa yakni harus berakal. Orang-orang dengan gangguan jiwa dan tidak memiliki kesadaran tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa.

  1. Dalam kondisi sehat

Salah satu kondisi dimana umat muslim diperbolehkan untuk tidak berpuasa, adalah apabila mereka sedang mengalami sakit yang parah. Apabila dengan berpuasa dapat memperparah sakit tersebut, maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Sebagai gantinya, mereka yang sakit dapat mengganti utang puasa mereka ketika mereka telah sehat nanti.

  1. Mampu melaksakannya

Puasa hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu melakukannya. Maka orang-orang yang telah renta dan lanjut usia tidak diwajibkan melakukan ibadah puasa. Mereka dapat mengganti utang puasa mereka dengan melakukan fidyah. Yakni denda yang wajib dibayarkan apabila seorang muslim meninggalkan ibadah yang seharusnya mereka wajib lakukan.

  1. Suci dari haid dan nifas

Bagi kaum perempuan beragama islam yang sedang mengalami haid dan nifas maka tidak wajib melakukan ibadah puasa. Begitupun jika mereka tengah melakukan ibadah puasa kemudian mereka tiba-tiba mengalami haid, maka puasanya tidak akan dianggap sah.

  1. Tidak sedang melakukan perjalanan jauh

Ketika seorang muslim sedang melakukan perjalanan jauh, maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa dulu. Utang puasa tersebut dapat dibayar dengan melakukan puasa qadha sesuai dengan jumlah utang puasa.

***

Editor: Yuan Ifdhal Khoir

Tags

Terkini

Terpopuler