Kasus TBC di Jawa Barat Sangat Tinggi, Waspada ! Penyakit Ini Mudah Sekali Ditularkan

11 November 2022, 09:39 WIB
Ilustrasi. Minuman herbal yang bisa membuat TBC keok /Pixabay/mohamed Hassan

Cerdik Indonesia - Menjadi negara terbanyak kedua dalam jumlah penderita Tuberkulosis (TBC), rupanya Jawa Barat menjadi salah satu penyumbang terbesar kasus TBC dengan prediksi terdapat 128.000 kasus warga yang mengidap penyakit tersebut.

Hal tersebut terungkap pada pertemuan lintas sektor tingkat kabupaten/kota se-Jabar pada Rabu 9 November 2022 untuk menekan penyebaran TBC dan pencegahan stunting di Bandung. Kegiatan ini merupakan rangkain dari peringatan Hari Kesehatan Nasional tingkat Provinsi Jabar.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, dr. Nina Susana Dewi menyebutkan, telah ditemukan 103.000 kasus dari prediksinya sekitar 128.000 kasus.

Baca Juga: 11 November Diperingati Sebagai Hari Jomblo Sedunia, Inilah Sejarahnya

Lalu, seberapa bahaya penyakit TBC ?

TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan tentu saja amat sangat berbahaya, mengingat organ yang diserang adalah paru-paru. Tak hanya itu, TBC pun dapat menyerang organ lain seperti kelenjar getah bening, tulang, selaput otak, ginjal, saluran kencing dan peritoneum.

TBC pun mudah ditularkan melalui percikan liur atau droplet nuclei/percik halus yang dikeluarkan oleh seseorang yang sudah terinfeksi TBC baik saat berbicara, bersin, atau batuk. Menggunakan alat makan dan minum yang sama secara bersamaan bersama seseorang yang terinfeksi pun dapat beresiko tertular.

Adapun gejalanya, yaitu:

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Hari Ini, Jumat 11 November 2022: Ada Karena Aku Sayang, Preman Pensiun 7, dan Ikatan Cinta

  • Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih.
  • Batuk tersebut awalnya bersifat batuk kering yang selanjutnya batuk akan jadi batuk berdahak.
  • Batuk berdahak yang bercampur darah.
  • Sesak nafas.
  • Tubuh lemas.
  • Nafsu makan menurun.
  • Berat badan turun secara drastis.
  • Malaise.
  • Berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan fisik.
  • Demam dan meriang dalam jangka waktu yang lama.

Pada bayi dan balita, salah satu gejala awal TBC yaitu berat badan yang tidak naik lebih dari 2 bulan.

Faktor yang menyebabkan seseorang tertular TBC, antara lain:

  • Tinggal di lingkungan yang kotor dan padat penduduk, sehingga pencahayaan dan sirkulasi udara di sekitar kurang memadai.
  • Seseorang dengan daya tahan tubuh yang rendah seperti pasien HIV / AIDS, Diabetes Melitus, penyakit ginjal atau hati kronik dan malnutrisi.
  • Perokok aktif.
  • Riwayat kontak dengan pasien TBC dalam jangka waktu dekat ataupun lama.
  • Untuk pencegahannya pun, bisa dilakukan dengan:Meminum/makan makanan bergizi.
  • Pemberian vaksin BCG pada bayi baru lahir.
  • Melakukan skrining (Active Case Finding) pada orang-orang dengan resiko tinggi seperti HIV/AIDS.
  • Menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi TBC.

Pengobatan untuk seseorang yang terinfeksi TBC adalah dengan meminum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) selama 6 bulan secara teratur dan pemeriksaan secara rutin.

Baca Juga: Waspada Stunting, Tubuh Anak Lebih Pendek Karena Kekurangan Gizi Kronis ! Angka Stunting di Indonesia Tinggi

Namun, rupanya masih banyak pasien TBC yang merasa sehat dan berhenti mengkonsumsi OAT sebelum 6 bulan. Padahal, jika pengobatan tidak dilanjutkan sampai 6 bulan, maka akan terjadi resisten OAT yang dapat menyebabkan sulitnya pengobatan pada pasien TBC untuk sembuh, atau disebut dengan MDR TBC (Multi Drug Resistant Tuberculosis).

Maka dari itu, ada baiknya kita mencegah daripada mengobati dengan menjaga pola hidup yang sehat dan menghindari resiko tertular penyakit ini.***

Editor: Kurniawan Rio

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler