Network
CERDIK INDONESIA – Pihak keluarga terduga berinisial MS (26) membantah adanya kasus pelecehan saat melakukan tawaf di masjidil Haram, Arab Saudi.
Ada upaya yang dilakukan olek Kementrian Agama (Kemenag) yang berkoordinasi dengan Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) untuk membantu kasus berinisial MS tersebut.
"Mengenai kasus MS, Kami sudah koordinasi dengan Pak Nasrullah dan Pak Eko KJRI Jeddah," ujar Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, Kemenag, Nur Arifin pada tanggal 22 Januari 2023.
Baca Juga: Sinopsis Takdir Cinta yang Kupilih Minggu 22 Januari 2023, Keseriusan Hubungan Jefri dan Novia
Dari hasil koordinasi dengan Kojen Jeddah, Eko Hartono, Nur Arifin mendapat informasi bahwa Kemlu telah mendampingi WNI tersebut. Selain itu Kemlu disebut juga akan membantu untuk meringankan hukuman WNI yang berinisial MS tersebut.
"Akan tetapi kondisinya agak berat karena pelaku sudah memberikan pengakuan. Menurut Pak Eko, diusahakan celah hukum agar dapat membantu meringankan kasus ini," ungkapnya.
Pelaku sudah memberikan pengakuan, namun Pak Eko diusahakan akan mencari selah untuk bisa meringankan hukuman tersebut.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces Sabtu 22 Januari 2023 Hari Ini, Ada Sesuatu yang Harus Kamu Perbaiki
berinisial MS selaku jamaah umrah asal kab. Pangkep, Sulawesi Selatan telah divonis 2 tahun bui karena pelecehan tersebut. Namun pihak keluarga membantah adanya pelecehan itu dan tidak ada bukti yng kuat.
"Sampai dipukul pun sama Polisi Arab dia tidak berkutik karena memang dia tidak paham, posisi saat itu wanita pelapor tidak ada di situ. Sampai pada saat ketua travel-nya ke kantor polisi di sana katanya harus ditahan dulu sekitaran 5 hari nanti dibebasin," kata sepupu MS, Nirwana Tirsa, melalui thread-nya di Twitter @iniakuhelmpink, dikutip Minggu, 22 Januari 2023.
MS sempat dipukul oleh pihak polisi Arab Saudi namun tidak berkutik apa-apa karena memang MS tidak tahu apa-apa terkait kesalahannya tersebut dan wanita itu pun tidak ada di tempat.
