Network
CerdikIndonesia—Usianya kini telah menginjak 57 tahun. Namun semangat Hj Sumartini dalam menjalankan usahanya tidak luntur.
Sebagian besar perjalanan hidupnya adalah bentuk dari segala yang berkolaborasi dengan sempurna, menjalani hidup sebagai sesosok ibu rumah tangga yang berbakti pada suami, sembari jalani hidup sebagai sosok ibu dari dua anaknya dan di satu waktu juga menekuni bisnis transportasi umum di Bogor.
Mengemban tiga tugas sekaligus, tidak membuat Ibu Sumartini melakukan pekerjaannya dengan setengah hati.
Kisah Ibu Sumartini ini membuat siapapun berdecak kagum, bayangkan saja, beliau adalah seorang perempuan dan memiliki usaha yang tidak biasa. Saat perempuan biasanya dikaitkan dengan segala yang berbumbu dapur ataupun pakaian, Ibu Sumartini menggeluti bisnis Angkutan Kota alias Angkot di daerah Bogor. Terlebih, di era serba digital ini pengusaha berbondong-bondong pindah haluan, manfaatkan era digital dan perlahan tinggalkan usaha konvensional. Namun, Ibu Sumartini pilih bertahan.
Baca Juga: KLIK DISINI! Jadwal dan Link Live Streaming Malaysia Open 2022 Hari Ini
Hari menjelang petang pada Rabu (22/6/2022) itu. Udara di daerah Cileungsi, Bogor itu seolah tengah bersahabat, mengiringi perbincangan sore bersama Ibu Sumiarti dengan angin sepoi-sepoi yang membuat pembicaraan yang ada begitu menyenangkan, menarik untuk didengarkan.
Tampaknya, cuaca yang bagus juga membuat semangat Ibu Sumartini dalam berkisah soal perjalanan hidupnya naik sehingga buat beliau berbicara terus-menerus, terlihat semangat dalam mengenang hidupnya ke belakang.
Ditemani dengan secangkir teh dan biskuit renyah yang disajikan pada piring kecil, pembicaraan terus berlanjut.
Ibu Sumartini mengulang kisah hidupnya dengan raut yang sumringah, pasalnya beliau sembari mengenang sosok mendiang suaminya yang telah berpulang Juni 2016 lalu. Kenangan bersama sang suami itu manis, dan penuh perjuangan. Bisnis yang tengah ia jalani kini merupakan hasil yang diraihnya dari usaha Ibu Sumartini dan suami sejak sembilan belas tahun yang lalu.
Bersama mendiang sang suami, Ibu Sumartini memuai usaha dari nol dan kini berhasil memiliki 13 buah angkot tanpa bantuan dari pengusaha manapun. Memang, perjuangan mempertahankan bisnis Angkutan Kota ini benar-benar menguras keringat dan air mata. Katanya, tidak ada perjuangan yang instan.
