Network
CerdikIndonesia - Pengakuan Krisdayanti soal gaji yang diterimanya sebagai anggota DPR RI Fraksi PDIP membuat heboh jagat maya.
Dalam kanal YouTube Akbar Faizal, Krisdayanti membongkar gaji anggota DPR seperti dirinya yang bisa mencapai miliaran per tahun.
Mertua Atta Halilintar ini mengaku menerima gaji pokok setiap 1 sebesar Rp 16 juta per bulan. Kemudian ia mendapat tunjangan sebesar Rp 59 juta per tanggal 5 tiap bulannya.
"Tanggal 1 Rp16 juta, tanggal 5 Rp59 juta kalau tidak salah," ujar Krisdayanti.
Baca Juga: Profil Abdul Gafur, Staf Sri Mulyani yang Pidatonya Menggemparkan Boston University
Baca Juga: Tingkah Lucu J-Hope saat BTS Resmi Jadi Utusan Khusus Presiden Korea Selatan Ini Bikin Ngakak
Kemudian ia mendapat dana aspirasi Rp 450 juta lima kali dalam setahun. Dilanjutkan uang kunjungan dapil (daerah pemilihan) Rp 140 juta, delapan kali setahun.
Dalam tayangan di TV One, bila dikalkulasikan dalam setahun, pendapatan Krisdayanti dari negara mencapai Rp 4,27 miliar per tahun.
Angka fantastis ini diraih dengan tanggung jawab besar karena bertanggung jawab atas aspirasi rakyat di 20 tempat.
"Dana aspirasi memang wajib untuk kita. Namanya juga uang negara. Kami juga harus menyerap aspirasi di 20 titik. Itu kehadiran kita," jelas Krisdayanti.
Dengan rincian gaji, tunjangan, dana aspirasi tersebut, setidaknya ia menerima Rp 650 juta. Jumlah itu masih bisa lebih, tergantung seberapa banyak kunjungan dan tambahan dana lain yang mengalir ke dompet mereka.
Baca Juga: Kenalkan Literasi Digital pada Milenial Madura: Menjadi Generasi Muda Positif dan Produktif
Hal ini ironis, mengingat gaji tersebut didapat dari pajak rakyat. Sedangkan rakyat yang diwakilinya tidak berpenghasilan sebesar itu.
Malah masih ada warga yang tinggal di kandang atau got karena tidak memiliki uang.
Seperti dua keluarga di Dusun Seketi, Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.
Mereka terpaksa hidup bersama kambing. Karena mereka tinggal di gubug reyot yang jadi satu dengan kandang.
Gubuk yang terbuat dari papan kayu seadanya itu pun berisiko bocor dan ambruk. Sebab, mayoritas kayu yang digunakan sudah lapuk termakan usia.***
