Sosialiasi, kata Ridwan Kamil, akan dilakukan dengan melihat demografi penduduk, entitas, dan agama.
“Kampanye pentingnya vaksin masih belum selesai. Saya meminta izin Pak Menkes, perlu kita melakukan kampanye berdasarkan demografi, ada berbasis etnisitas, dan juga agama,” sebut Kang Emil.
Menurut Gubernur, hal yang perlu ditekankan ke masyarakat yakni efektif membentuk imunitas tubuh sehingga angka kesakitan dapat dikurangi.
“Ketika kita teknis vaksinasi kita harus ingat bahwa keyakinan mau divaksin itu ternyata baru setengahnya, sehingga kita perlu melakukan kampanye semaksimal mungkin kepada masyarakat,” tuturnya.
Baca Juga: Kabar Gembira! Kemdikbud Kembali Salurkan Kuota Internet Gratis di 2021, Simak Syaratnya Disini
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan lansia lebih difokuskan pada vaksinasi tahap kedua karena risiko kematiannya paling tinggi di antara kelompok lain.
“Mereka adalah grup yang harus dilindungi terlebih dahulu. Dari yang sudah terpapar COVID-19, sebanyak 50 persen adalah lansia. Dari kematian yang sudah terpapar covid, 50 persen adalah lansia,” sebutnya.
Bersamaan dengan lansia, petugas publik juga akan menjadi sasaran. Termasuk ke dalam petugas publik seperti aparatur sipil negara, anggota TNI/Polri, pedagang pasar, pekerja seni dan pariwisata, dan sejenisnya.
“Karena setiap hari mereka bertemu dengan orang banyak,” lanjutnya.