Dr. Jay Batongbacal, Direktur Institute for Maritime Affairs Law of the Sea dari Universitas Filipina, mengatakan infrastruktur baru menunjukkan bahwa China sedang menggali di Laut Natuna Utara.
Baca Juga: Siap-Siap! Pendaftaran CPNS 2021 Dibulai April, Segera Cek Formasinya di Link Ini
“Mereka pada dasarnya menambahkan peralatan lensa survei. Tampaknya radar sudah ada banyak di terumbu karang,” ujar Jay.
Menurutnya, radar baru yang terdeteksi tersebut menunjukkan keseriusan China mengembangkan pulau buatan itu.
Tentu peristiwa seperti ini bukan kali pertama, China memang kerap memicu ketegangan di Mischief Reef.
Pada 2016 lalu, Pengadilan Permanen Arbitrase di Den Haag memutuskan bahwa Mischief Reef berada di zona ekonomi eksklusif Filipina.***