Petani Kopi Gayo Rugi, Harga Jual Turun Selama Pandemi

- 12 Januari 2021, 21:38 WIB
kebun kopi
kebun kopi /

Sedangkan belum terealisasi terhitung dari bulan Mei sampai dengan Desember 2020 sebanyak 44,160 ton.

Yang menjadi masalah belum ada kesepakatan pembelian dari buyer luar negeri, hingga berdampak turunya harga kopi Gayo. Selain itu kebutuhan industri, distribusi, transportasi dan logistik juga menjadi kendala saat ini.

Selain itu saat itu saat pengepul kopi kesulitan untuk menjual stok kopi yang sebelumnya di kumpulkan dari petani. Alasan inilah kemudian menjadi dasar petani kopi harus beralih ketanaman lain.

Pemerintah Propinsi Aceh dan dua Pemerintah Kabupaten penghasil kopi Gayo mengabaikan penderitaan petani Kopi. Mereka abaikan petani yang sesungguhnya yang selama ini mengharumkan nama daerah.

Baca Juga: PENDAKWAH Harun Yahya Divonis 1075 Tahun Penjara, ini Sederet Kejahatannya Selama Puluhan Tahun

Padahal menurutnya dari jumlah produksi dan istimasi petani dari ke tiga Kabupaten Kota penghasil Kopi Arabika Gayo ini, bisa sumbangkan devisa sebesar Rp13,3 triliun per tahun.

Sementara Arah Kebijakan Pemerintah Provinsi Aceh tidak berpihak kepada petani kopi. Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) 2021 sebesar Rp 16,9 triliun itu tidak ada yang berpihak kepada petani Kopi di Gayo, tidak ada diberikan stimulus mengerakan ekonomi kami.

Gubernur, Bupati, DPRA, DPRK mereka abai terhadap penderitaan kami. Mereka menipu kami dengan janjinya. Salahkah kami menjadi petani yang tak kaya dan miskin rezeki ini. 

***

Halaman:

Editor: Arjuna


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x