Aktivitas Gunung Merapi Masih Cukup Tinggi, Pendakian ke Puncak Dilarang

- 19 Desember 2020, 12:04 WIB
Puncak Gunung Merapi yang mengeluarkan asap putih terlihat dari wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (8/12/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode (7/12/2020) jumlah kegempaan guguran 49, fase banyak 192, vulkanik dangkal 23, hembusan 29, tektonik satu, serta laju deformasi Gunung Merapi EDM Babadan sebesar 11 cm per hari. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/aww.
Puncak Gunung Merapi yang mengeluarkan asap putih terlihat dari wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (8/12/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode (7/12/2020) jumlah kegempaan guguran 49, fase banyak 192, vulkanik dangkal 23, hembusan 29, tektonik satu, serta laju deformasi Gunung Merapi EDM Babadan sebesar 11 cm per hari. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/aww. /Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO

CERDIKINDONESIA - Melalui Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaira menyatakan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi, sehingga status aktivitas masih dalam tingkat ‘Siaga’.

Baca Juga: Ketua MUI Miftachul Akhyar Sebut Vaksin Sinovac Halal

"Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi,” kata Hanik, Sabtu 19 Desember 2020.

Potensi yang sangat berbahaya sampai sekarang, kata Hanik adalah berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer.

"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awanpanas sejauh maksimal 5 km,” ucap Hanik.

Baca Juga: IKATAN CINTA: Sinopsis Sabtu, 19 Desember 2020, Kalah Elsa dan Nino Gagal Mendapatkan Hak Asuh Reyna

Pihaknya merekomendasikan sebelumnya yaitu 

Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

Setelah itu, penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.

Ia menghimbau pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," ujarnya.

Baca Juga: Presiden Russia Vladimir Putin Angkat Bicara Soal Kartun Nabi di Prancis

Terakhir Hanik menyebut apabila terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

"Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tutupnya.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dalam laporan tersebut mengatakan bahwa secara visual, cuaca di sekitar Gunung Merapi secara umum terpantau cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut.

Asap berwarna putih terpantau dengan intensitas ketebalan tipis hingga tebal dan bertekanan lemah.

Tinggi asap maksimum 150 meter teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Ngepos pada tanggal 15 Desember 2020 pukul 07.45 WIB.***

 

Editor: Arjuna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah