CERDIK INDONESIA – Lagu berjudul Puan Kelana ditenarkan oleh Silampukau, band asal Surabaya.
Lagu Puan Kelana menjadi tembang andalan Silampukau dalam album perdana mereka yang bertajuk Dosa, Kota, dan Kenangan.
Album debut Silampukau, Dosa Kota dan Kenangan dirilis pertama kali pada tahun 2015
Silampukau dikenal sebagai kelompok musik ber-genre indie folk dengan menonjolkan perpaduan gitar akustik dan klasik.
Instrumen musik tersebut terlihat menonjol pada lagu Silampukau yang berjudul Puan Kelana.
Dalam lagu Puan Kelana, dua lead Silampukau, Kharis Junandharu dan Eki Tresnowening, menulis lirik yang sangat unik.
Selain itu Silampukau kerap mengalunkan musik sendu dengan lirik-lirik kritis pada lagu-lagunya.
Terkait nama Silampukau, jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti yang sarat akan makna.
Silampukau artinya kepodang, atau burung kuning keemasan yang indah dengan memiliki kicauan yang sangat merdu.
Berikut lirik lagu Silampukau – Puan Kelana, sebagaimana dikutip CerdikIndonesia.com dari Musixmatch.com.
Lirik Lagu Silampukau - Puan Kelana
Puan Kelana
Kau putar sekali lagi Champs-Élysées
Lidah kita bertaut à la Française
Langit sungguh jingga itu sore
Dan kau masih milikku
Kita tak pernah suka air mata
Berangkatlah sendiri ke Djuanda
Tiap kali langit meremang jingga
Aku 'kan merindukanmu
Ah, kau puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Jauh-jauh puan kembara
Sedang dunia punya luka yang sama
Mari, puan kelana
Jangan tinggalkan hamba
Toh hujan sama menakjubkannya
Di Paris atau di tiap sudut Surabaya
René Descartes, Molière, dan Maupassant
Kau penuhi kepalaku yang kosong
Dan Perancis membuat kita sombong
Saat kau masih milikku
Kita tetap membenci air mata
Tiada kabar, tiada berita
Meski senja tak selalu tampak jingga
Aku terus merindukanmu
Ah, kau puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Jauh-jauh puan kembara
Sedang dunia punya luka yang sama
Mari, puan kelana
Jangan tinggalkan hamba
Toh, anggur sama memabukkannya
Entah Merlot, entah Cap Orang Tua
Aih, puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Paris pun penuh marabahaya
Dan duka nestapa
Seperti Surabaya
Demikian terkait lagu Silampukau – Puan Kelana.***