CerdikIndonesia - Hanya di Twitter, sosok yang sehari sebelumnya dipuja-puja dan undang rasa iri publik, keesokan harinya dapat jadi bulan-bulanan karena fakta masa lampau tentang orang tersebut naik ke permukaan.
Sebelumnya, Dian Sastro trending di Twitter karena melalui Instagram @biasalahanakmuda, Dian menampilkan semua detail di rumahnya, termasuk isi kamar mandinya.
Tim @biasalahanakmuda yang populer membahas rumah artis setiap akhir pekan, pada Sabtu (19/2/2022) ini secara khusus mendapatkan kesempatan melihat rumah bintang film Ada Apa Dengan Cinta itu.
Melalui pernyataan resmi @biasalahanakmuda, ini adalah kali pertama Dian membuka pintu rumahnya untuk publik.
Benar saja, rumah Dian Sastro memang layak untuk dipuji dan memicu rasa iri siapapun yang melihatnya. Bagaimana tidak? Dian Sastro memiliki perpustakaannya sendiri loh! Klasik dan begitu nyaman di saat yang bersamaan.
Publik pun beramai-ramai menjadikan rumah aktris kondang ini sebagai inspirasi baru untuk rumah mereka di masa depan.
Namun, setelah hari berganti, publik mendadak bicarakan topik lainnya, teralihkan pada keluarga besar mertuanya Dian Sastro, yakni Ibnu Sutowo seorang tantara yang main bisnis minyak.
Ibnu Sutowo adalah seorang tokoh kontroversial dan glamor pada zaman Orde Baru. Ia diduga terlibat korupsi yang membuat Pertamina nyaris bangkrut dan berhutang $10,5 miliar tahun 1975, tetapi sampai akhir hayatnya ia tidak pernah diadili.
Menurut salah satu anggota komisi empat bentukan Suharto, yakni I.J. Kasimo mengatakan : "Ibnu Sutowo tak pernah dinyatakan merugikan keuangan negara atau melanggar hukum pidana. Kasusnya hanya dinyatakan sebagai salah manajemen atau salah urus".
Walaupun sudah ada dua koper bukti penyelewengan di Pertamina masa kepemimpinan Sutowo yg diserahkan Mochtar, tak membuat penegak hukum berani menindak The Untouchable Man itu, akibat Presiden sendiri terkesan tak mau menyeretnya ke pengadilan.
Ibnu Sutowo merupakan bapak kandung dari Adiguna Sutowo yang merupakan mertua dari Dian Sastro seorang pengusaha tajir melintir yang pada tahun 2005 terlibat penembakan dari jarak dekat dan pembunuhan anak buahnya di klub hotel Hilton Jakarta dan meninggal dunia pada usia 62 Tahun Bulan April 2021.
Hotel Hilton adalah salah satu aset milik Sutowo di bidang perhotelan, dirinya juga mempunyai saham pada jaringan restoran Hard Rock Cafe. Bidang perbankan, Sutowo pernah memiliki Bank Pacific yang kemudian ditutup pada 1997 karena krisis ekonomi.
Dalam sejarah Pertamina, Ibnu Sutowo adalah direktur utama terlama, sejak 1968 hingga 1976. Ia termasuk jenderal yang kaya-raya. Ibnu Sutowo meninggal pada 12 Januari 2001, tepat hari ini 17 tahun lalu.
Menurut catatan Mochtar Lubis dalam Tajuk-tajuk Mochtar Lubis di Harian Indonesia Raya Seri 2: Korupsi dan Ekonomi, Pendidikan dan Generasi Muda, Hukum ABRI (1997), Ibnu Sutowo punya enam atau tujuh perusahaan pribadi yang diurusnya di waktu senggang.
Tak lupa, tiap tahunnya dia berderma 500 ribu dolar AS dari uang negara. Tuduhan korupsi pun pernah mengarah kepadanya. Setelah dijabat Letnan Jenderal Ibnu Sutowo (NRP: 14738), pada 1976 posisi Direktur Utama Pertamina lalu diisi Letnan Jenderal Piet Harjono (NRP: 14895).
Baca Juga: Link Live Streaming Final Badminton Asia Team 2022, Dua Wakil Indonesia Tampil di Final !
Sementara itu, J.M. Pattiasina tak pernah jadi Direktur Utama. Pattiasina, yang menurut catatan Harsya Bachtiar dalam Siapa Dia Perwira Tinggi TNI-AD (1988) pernah jadi Atase Militer Kedutaan RI di Tokyo, punya pangkat terakhir brigadir jenderal.
Demikianlah ulasan TimCerdikIndonesia tentang Ibnu Sutowo dan kaitannya dengan Dian Sastro.***