CEK FAKTA: Benarkah Tsunami Aceh 2004 Dipicu Ledakan Nuklir? BMKG Menjawab

28 Maret 2021, 10:54 WIB
ARSIP: Sebuah kapal nelayan mendarat di atap rumah warga di Gampong Lampulo, Kuta Alam, Banda Aceh. Difoto 2 pekan setelah tsunami Aceh melanda, 26 Desember 2004. /Foto: SEPUTAR TANGSEL/Sugih Hartanto/

 

CERDIKINDONESIA - Beredar informasi terjadinya tsunami di Aceh tahun 2004 disebabkan ledakan bom nuklir bawah laut.

Informasi tersebut diklaim berasal dari fisikawan Prancis, dan mengutip pernyataan seseorang bernama Jerry D Gray, dan juga disertakan sebuah video sepanjang satu menit.

Narasi yang beredar:

"Menurut Jerry D gray dan fisikawan Prancis. Tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004, bukan akibat gempa bumi, melainkan merupakan ledakan bom nuklir bawah laut.

Percaya? Simak yaa. Just information !".

 

Baca Juga: BREAKING NEWS! Terjadi Bom Bunuh Diri di Gereja Makassar Pagi Ini, Pelaku Belum Diidentifikasi

 

Baca Juga: Bocoran Sinopsis The Penthouse 2 Episode 13, Ha Yoon Chul Balikan Sama Seo Jin?

 

Baca Juga: Masih Berusia 23 Tahun, Selebgram Awkarin Sukses Beli Hotel Dapat Ucapan Dari Mantan dan Sahabatnya

BMKG Membantah

Koordinator Bidang Mitigasi dan Gempa bumi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menyatakan, tsunami Aceh pada tahun 2004 dipicu oleh gempa tektonik, dan bukan rekayasa senjata nuklir sebagaimana pembahasan yang viral di media sosial beberapa waktu lalu.

"Bukti ilmiah sangat kuat bahwa Tsunami Aceh memang dipicu oleh gempa tektonik, bukan dipicu oleh ledakan nuklir seperti isu yang beredar," kata Daryono di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan, bukti bukti tersebut yaitu data rekaman getaran tanah dalam seismogram menunjukkan adanya rekaman gelombang badan (body) berupa gelombang P (Pressure) tercatat tiba lebih awal dibandingkan gelombang S (Shear) yang datang berikutnya, dan selanjutnya diikuti oleh gelombang permukaan (surface).

Kemudian, lanjut dia, fase fase gelombang body ini menjadi bukti kuat bahwa gempa dan tsunami Aceh dipicu oleh aktivitas tektonik, bukan ledakan nuklir.

Munculnya gelombang S (Shear) yang kuat pada seismogram menunjukkan bahwa deformasi yang terjadi di Samudra Hindia sebelah barat Aceh adalah proses pergeseran (shearing) yang terjadi secara tiba-tiba pada kerak bumi akibat terjadinya patahan batuan dalam proses gempa tektonik, bukan akibat ledakan nuklir.

“Deformasi dasar laut di Samudra Hindia sebelah barat Aceh, pada 26 Desember 2004 adalah gempa tektonik dibuktikan dengan adanya variasi bentuk awal gelombang P berupa gerakan kompresi (naik) dan dilatasi (turun) pada seismogram tercatat di stasiun stasiun seismik BMKG,” kata Daryono.

“Jika sumbernya ledakan nuklir, maka semua catatan seismogram di berbagai stasiun seismik diawali dengan gerakan naik (kompresi) pada gelombang P tersebut,” lanjut dia.

Gempa tektonik pemicu Tsunami Aceh tahun 2004 tidak terjadi dengan tiba tiba.

“Melainkan melalui proses terjadinya gempa pembuka (foreshocks) yang sudah muncul sejak tahun 2002, saat terjadi Gempa Simeulue dengan magnitudo 7,0, pada 2 November 2002,” kata Daryono.

Sejak itu, terjadilah serangkaian gempa kecil yang terus menerus terjadi.

Itu merupakan gempa pendahuluan hingga puncaknya terjadi gempa berkekuatan magnitudo 9.2 pada 26 Desember 2004 pukul 08.58.53 WIB.

Fenomena gempa pendahuluan (foreshocks) sudah terjadi sejak dua tahun sebelumnya tersebut merupakan bukti kuat bahwa Gempa Aceh 2004 tidak dipicu ledakan nuklir, tetapi gempa tektonik.

Gempa Aceh 2004 membentuk jalur rekahan (rupture) di sepanjang zona subduksi (line source) dari sebelah barat Aceh, di selatan, hingga Kepulauan Andaman-Nicobar di utara sepanjang sekitar 1500 Kilometer.

"Ini adalah bukti bahwa rekahan gempa tektonik terjadi di segmen Megathrust Aceh-Andaman. Rekahan panjang yang terbentuk di sepanjang jalur subduksi lempeng ini adalah bukti bahwa deformasi dasar laut yang terjadi bukan disebabkan oleh ledakan nuklir," katanya.

Jika ledakan nuklir, lanjt dia, maka deformasi yang terbentuk secara terpusat di satu titik (point source).

"Dan tidak berupa jalur (line source)," kata Daryono.

Selain itu, bukti bahwa guncangan dahsyat di Aceh 2004 dipicu oleh gempa tektonik adalah munculnya serangkaian gempa susulan yang sangat banyak di sepanjang jalur Megathrust Andaman-Nicobar pasca gempa utama.

Jika tsunami dipicu ledakan nuklir maka tidak ada rekaman gempa susulan yang sangat banyak yang terjadi hingga lebih dari setahun kemudian.

"Jika tsunami dipicu oleh ledakan nuklir, maka tidak akan ada rekaman gempa susulan tersebut hingga periode yang sangat lama," kata dia.

Mengenai adanya perubahan data magnitudo dan posisi episentrum gempa Aceh 2004 adalah hal biasa dalam analisis penentuan parameter gempa.

Perubahan parameter gempa terjadi karena adanya pemutakhiran data akibat bertambahnya data seismik yang masuk dan digunakan untuk dianalisis oleh petugas di lembaga monitoring gempa.

Makin banyak data gempa yang digunakan maka hasil parameter gempa makin stabil dan akurat hingga diperoleh hasil final.

Demikian juga adanya perubahan episenter Gempa Aceh 2006, disebabkan oleh adanya proses rekahan pada sumbar gempa yang bertahap dan terjadi dalam kawasan yang memanjang dari barat Aceh hingga Kepulauan Andaman-Nicobar.

Kesimpulan

Penyebab tsunami Aceh tahun 2004 karena ledakan nuklir bawah laut adalah tidak benar.

Sebab, faktanya tsunami Aceh pada 2004 itu dipicu oleh gempa tektonik.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Editor: Shela Kusumaningtyas

Tags

Terkini

Terpopuler