China Langgar Aturan Lagi, Malah Bangun Pangkalan Militer Besar di Laut Natuna Utara

22 Februari 2021, 10:46 WIB
Potret Pulau buatan China di Laut Natuna Utara yang disinyalir menjadi pangkalan militer PLA /Reuters/U.s.Navy/handout/Reuters

CERDIKINDONESIA – Baru-baru ini China kembali menunjukkan keagresifannya dalam upaya merebut perairan Laut Natuna Utara.

Persengkataan Laut Natuna Utara kembali menyulut ketegangan antara China dan negara-negara yang berada di kawasan itu.

China mengklaim kepemilikan atas Laut Natuna Utara yang notabene punya segudang sumber daya alam.

Sayangnya klaim itu harus pupus karena undang-undang laut internasional atau United Nations Convention for the Law of the Sea (UNCLOS) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca Juga: China Kepergok Satelit Bangun Pangkalan Militer Besar di Laut Natuna Utara

Hal itu tak membuat China surut dan tetap melanggar batas-batas yang ditentukan. Angkatan militer negeri tirai bambu tersebut bahkan mengerahkan pasukannya untuk selalu berlatih demi berjaga-jaga jika suatu saat terjadi peperangan.

China bahkan mengesahkan undang-undang yang mengizinkan penjaga laut mengambil aksi maupun menembaki kapal asing yang berani menjamah wilayahnya.

Selain itu, China disebut telah memperbanyak peralatan canggih untuk mendukung kekuatan militer mereka.

Baru-baru ini citra satelit menangkap pergerakan China yang begitu agresif. China kepergok membangun pangkalan militer besar-besaran di Laut Natuna Utara.

Sebagaimana diberitakan laman News Australia, citra satelit menangkap aktivitas mengkhawatirkan, China diperkirakan membangun pangkalan militer di pulau-pulau buatan yang kontroversial dan berada di perairan Laut Natuna Utara.

Baca Juga: Jadwal Tayang RCTI, Tanggal 22 Februari 2021: Indonesian Idol Dengan Tema Night Of The Divas Simak Disini!

Berdasarkan laporan dari perusahaan perangkat lunak geospasial Simularity, mereka menangkap tanda-tanda pembangunan infrastruktur seperti radar, antena, dan berbagai pendukung pangkalan militer di Mischief Reef.

Dilihat dari atas, pangkalan militer tersebut terlihat seperti terumbu karang berbentuk cincin.

Pangkalan militer tersebut terletak 250 kilometer dari Filipina dan daratan tersebut telah dikendalikan China sejak 1995.

Gambar dari citra satelit menunjukkan adanya konstruksi di tujuh area antara Mei 2020 hingga Februari 2021.

Baca Juga: Nissa Sabyan Membantah Perselingkuhan dengan Ayus Sabyan Hingga Bersumpah Atas Nama Tuhan

Sebuah gambar yang tertanggal 7 Mei 2020 memperlihatkan dengan jelas plot ruang kosong, yang saat ini ditempati oleh struktur silinder selebar 16 meter yang diklaim Simularity sebagai struktur pemasangan antena.

Pada gambar lain juga menunjukkan adanya struktur beton dengan kubah bulat, yang tak lain adalah penutup cuaca untuk melindungi antena dan radar.

Simularity menyatakan bahwa kubah yang nampak tersebut adalah struktur radar tetap.

Dr. Jay Batongbacal, Direktur Institute for Maritime Affairs Law of the Sea dari Universitas Filipina, mengatakan infrastruktur baru menunjukkan bahwa China sedang menggali di Laut Natuna Utara.

Baca Juga: Siap-Siap! Pendaftaran CPNS 2021 Dibulai April, Segera Cek Formasinya di Link Ini

“Mereka pada dasarnya menambahkan peralatan lensa survei. Tampaknya radar sudah ada banyak di terumbu karang,” ujar Jay.

Menurutnya, radar baru yang terdeteksi tersebut menunjukkan keseriusan China mengembangkan pulau buatan itu.

Tentu peristiwa seperti ini bukan kali pertama, China memang kerap memicu ketegangan di Mischief Reef.

Pada 2016 lalu, Pengadilan Permanen Arbitrase di Den Haag memutuskan bahwa Mischief Reef berada di zona ekonomi eksklusif Filipina.***

 

 

Editor: Sara Salim

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler