5 Puisi Sapardi Djoko Damono Tentang Hujan

- 18 November 2020, 12:05 WIB
Sapardi Djoko Damono
Sapardi Djoko Damono /instagram @damonosapardi

CerdikIndonesia – Sapardi Djoko Damono telah tutup usia pada Juli lalu. Namun, sederet karyanya terus dikenang.

Ia merupakan sastrawan Indonesia yang kerap membuat puisi romantis sederhana. Berikut puisi-puisinya tentang hujan.

1. Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

2. Kuhentikan Hujan

Kuhentikan hujan
Kini matahari merindukanku, mengangkat kabut pagi perlahan

Ada yang berdenyut dalam diriku
Menembus tanah basah
Dendam yang dihamilkan hujan
Dan cahaya matahari
Tak bisa kutolak

Matahari memaksaku menciptakan bunga-bunga

3. Hujan Dalam Komposisi, 1

Apakah yang kautangkap dari swara hujan, dari
daun-daun bugenvil basah yang teratur mengetuk jendela?
Apakah yang kautangkap dari bau tanah, dari ricik air yang
turun di selokan?
        Ia membayangkan hubungan gaib antara tanah dan
hujan, membayangkan rahasia daun basah serta ketukan
yang berulang.
        “Tak ada. Kecuali bayang-bayangmu sendiri yang di
balik pintu memimpikan ketukan itu, memimpikan sapa
pinggir hujan, memimpikan bisik yang membersit dari titik
air menggelincir dari daun dekat jendela itu. Atau
memimpikan semacam suku kata yang akan mengantarmu
tidur.”
        Barangkali sudah terlalu sering ia mendengarnya, dan
tak lagi mengenalnya.

1969

4. Hujan Dalam Komposisi, 2

Apakah yang kita harapkan dari hujan? Mula-mula ia di
        udara tinggi, ringan dan bebas; lalu mengkristal dalam
        dingin; kemudian melayang jatuh ketika tercium bau
        bumi; dan menimpa pohon jambu itu, tergelincir dari
        daun-daun, melenting di atas genting, tumpah di
        pekarangan rumah, dan kembali ke bumi.
Apakah yang kita harapkan? Hujan juga jatuh di jalan yang
        panjang, menyusurnya, dan tergelincir masuk selokan
        kecil, mericik swaranya, menyusur selokan, terus
        mericik sejak sore, mericik juga di malam gelap ini,
        bercakap tentang lautan.
Apakah? Mungkin ada juga hujan yang jatuh di lautan.
        Selamat tidur.

1969

5. Hujan Dalam Komposisi, 3

dan tik-tok jam itu kita indera kembali akhirnya
terpisah dari hujan

1969

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Arjuna


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x