Network
Kawasan ini dikenal karena kondisi kehidupan tradisional masyarakatnya yang sangat menjunjung nilai tradisi. Di dalam Ke’te Kesu juga terdapat peninggalan purbakala berupa kuburan batu yang diperkirakan berusia 500 tahun lebih.
Di dalam kubur batu yang menyerupai sampan atau perahu tersebut, tersimpan sisa-sisa tengkorak dan tulang manusia. Hampir semua kubur batu diletakkan menggantung di tebing atau gua. Selain itu, di beberapa tempat juga terlihat kuburan megah milik bangsawan yang telah meninggal dunia.
Baca Juga: Lirik Lagu Aduh, Milik Marion Jola
Desa Kete Kesu merupakan bagian dari program pelestarian budaya dan juga terkenal dengan keterampilan mengukir yang dimiliki oleh penduduknya. Desa ini hanya berjarak 4 km dari Kota Rantepao yang merupakan basis pariwisata di Toraja. Desa Kete Kesu dapat dengan mudah dicapai dengan bus wisata, bus lokal, atau bahkan dengan berjalan kaki karena jaraknya hanya 4 km. Juga terdapat banyak toko kecil yang menjadi tempat yang tepat untuk berbelanja oleh-oleh unik khas Toraja.
Baca Juga: Momo Tak Tahu Penyebab Dia Dikeluarkan dari Geisha
- Kuburan Batu Lemo
Lemo adalah kuburan yang dibuat di atas bukit bebatuan yang terletak di Desa Lemo, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Bukit ini diberi nama Lemo karena bentuknya yang menyerupai buah jeruk (jeruk nipis).
Baca Juga: Ruth Bader Ginsburg Hakim Agung Ikonik AS Meninggal Karena Kanker Pankreas
Di pemakaman Lemo kita dapat melihat mayat yang disimpan di udara terbuka, di tengah bebatuan yang curam. Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual. Tak heran jika tempat pemakaman ini sering disebut sebagai rumah para arwah. Pada waktu-waktu tertentu pakaian dari mayat-mayat itu akan diganti dengan melalui upacara Ma' Nene.
Baca Juga: Hakim Agung AS Ruth Bader Ginsburg Meninggal di Usia 87 Tahun di Washington
- Museum Ne’ Gandeng
Liburan di Tana Toraja tidak melulu tentang situs kuburan, kamu juga dapat menikmati berbagai tradisi dan budaya, salah satu yaitu Museum Ne'Gandeng.
