Magnitudo juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi timbulnya tsunami. Besaran magnitudo tertentu dapat menjadi acuan besaran kekuatan gempa yang akhirnya akan menyebabkan tsunami.
Magnitudo di bawah 6,5: Gempa dengan besaran magnitudo ini sangat kecil kemungkinannya untuk memicu tsunami.
Magnitudo antara 5,6 - 7,5: Gempa dengan besaran magnitudo ini jarang memicu tsunami yang menimbulkan kerusakan yang parah ataupun korban jiwa. Jika ada, kemungkinannya adalah akibat efek lanjutannya seperti tanah longsor di pegununangan atau bawah laut.
Magnitudo 7,9 – 7,8: Gempa dengan besaran magnitudo ini berpotensi memicu tsunami dan dapat merusak lingkungan sekitar yang berdekatan dengan pusat gempa.
Magnitudo di ata 7,9: Dapat menimbulkan kerusakan yang parah bagi lingkungan bahkan dalam cakupan wilayah yang luas. Perubahan permukaan laut akan terlihat signifikan dan berpotensi terjadinya gempa susulan.
Baca Juga: Pasca Natal, Jumlah Penumpang Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta Meningkat Drastis
Letusan Gunung Api Bawah Laut
Terjadinya pergeseran lempeng bawah laut tidak hanya berdampak pada aktivitas tektonik, namun juga memengaruhi aktivitas vulkanik.
Aktivitas vulkanik yang terjadi dapat memicu naiknya air laut yang kemudian memicu terjadinya tsunami.
Tragedi tsunami yang terjadi akibat letusan gunung api bawah laut adalah gelombang tsunami yang terjadi di pulau Tongatapu, Tonga, pada awal tahun 2022 lalu.