Cerita Rakyat Ke’ Lesap Pendekar Madura yang Lahir di Desa Pocong, Kecamatan Bangkalan

- 5 Juli 2022, 20:57 WIB
GAMBAR DESA POCONG KEC TRAGAH BANGKALAN
GAMBAR DESA POCONG KEC TRAGAH BANGKALAN /

CERDIKINDONESIA-Ke’ Lesap merupakan salah satu pendekar ternama yang ada di Pulau Madura yang saat ini masih melekat di beberapa orang madura, khususnya orang yang sudah sepuh.

Ke’ Lesap sendiri merupakan putra Madura keturunan dari pangeran Sosro Diningrat/Pangeran Tjokro Diningrat III/Pangeran Cakraningrat III (1707-1718) dengan istri selir, Ke’ Lesap sendiri banyak ditemukan dicerita rakyat Madura.

Baca Juga: Lirik Lagu LDR - Raisa

Masyarakat asli Desa pocong banyak percaya bahwa sanya Ke’ Lesap lahir di Desa Pocong Kecamatan Tragah, Kabupaten Bangkalan. Kepercayaan ini bukan tanpa alasan bagi masyarakat pocong, dimana ada petilasan yang dipercaya sebagai tempat di semayamkan ibu dari Ke’ Lesap, hal ini yang membuat masyarakat Desa Pocong percaya bahwa Ke’ Lesap berasal dari Desa Pocong.

Beberapa orang dari Desa Pocong juga menjelaskan asal muasal dari mana ibu dari Ke’ Lesap, dimana dari informasi yang di dapat bahwa dulunya ibu dari Ke’ Lesap merupakan orang yang mengasingkan diri dari pulau sebelah dan menetap di Desa Pocong tepatnya berada di dekat aliran sungai yang ada di Desa Pocong.

 Pada suatu waktu sang ibu memberitahu tentang siapa sebenarnya ayahanda dari Ke’ Lesap, sebagai seorang pemuda pada saat itu dimana emosi yang dimiliki oleh Ke’ Lesap masih belum bisa terkontrol dan berusaha untuk tampil kedepan dengan segala keahliannya yang dimiliki oleh Ke’ Lesap dalam upaya menunjukkan kekesalan yang dialaminya.

Baca Juga: Menilik Asal Mula Nama Desa Pocong Serta Kisah Horor Dibalik Keramahan Warganya

Ke’ Lesap muda merupakan pemuda yang senang melakukan pertapaan di kuburan kuburan keramat serta hutan keramat.

Pada suatu waktu Ke’ Lesap pernah bertapa di salah satu gunung (Bukit) yang ada di Madura, yakni Bukit Geger, setelah melaksanakan pertapaan di Bukit Geger beliau memiliki kemampuan dalam menyembuhkan orang orang yang sakit.

Kesaktian yang dimiliki oleh Ke’ Lesap didengar oleh raja  Bangkalan pada saat itu, dan Ke’ Lesap di panggil oleh Raja dan dijadikan sebagai dukun (Tabib) di kerajaan dan mengizinkan Ke’ Lesap untuk tinggal di kerajaan Bangkalan.

Ke’ Lesap masih belum puas dengan apa yang sudah di dapatkan pada saat ini, karena masih sering diawasi oleh raja ketika setiap pergerakannya dan masih mempunyai ambisi untuk menguasai daratan Madura.

Dengan ambisi yang dimiliki oleh Ke’ Lesap maka beliau memilih untuk melarikan diri dari kerajaan dan lari ke timur Bangkalan dan singga di salah satu kabupaten yang ada di Madura yakni Kabupaten Sumenep dan tepatnya ada di gua payuddan guluk guluk, dimana beliau melakukan pertapaan di gua payuddan untuk mendapatkan ilmu yang dapat membantu beliau untuk menguasai tanah Madura, beliau melakukan pertapaan selama bertahun-tahun lamanya.

Diyakini Ke’ Lesap juga memiliki pusaka yang dapat membunuh musuhnya tanpa harus pindah dari tempat, dimana pusaka tersebut dapat terbang sesuai apa yang diinginkan oleh Ke’ Lesap. Nama dari pusaka itu adalah Kodhi’ Crancang sebuah pusaka yang berbentuk golok.

Ketika seiringnya waktu, Ke’ Lesap yang sudah percaya diri akan kemampuan yang dimilikinya beliau mulai melakukan pemberontakan dalam mencapai hasrat yang diinginkan.

Ke’ Lesp mulai melakukan pemberontakan, daerah yang pertama kali dilakukan penyerangan oleh Ke’ Lesap adalah Kerajaan Kabupaten Sumenep dimana disini beliau melakukan pemberontakan dengan pengikutnya dan berhasil mengalahkan raja di kabupaten sumenep pada saat ini, setelah mengalahkan dan menguasai Kabupaten Sumenep Ke’ Lesap mulai merambat dan melakukan penyerangan ke sisi barat.

Baca Juga: Lirik Lagu Bisa Tanpamu - Andmesh

Pamekasan merupakan daerah selanjutnya yang ditakulukkan oleh Ke’ Lesap dan pengikutnya serta dilanjutkan ke daerah selanjutnya yaitu Sampang. Info penyerangan yang dilakukan terus merambat hingga didengar oleh raja Bangkalan pada saat itu.

Seiring dengan pertempuran pertempuran yang terjadi Pasukan Bangkalan juga dipukul mundur oleh Pasukan Ke’ Lesap dan hal ini juga terdengar oleh kompeni sehingga kompeni ikut membantu dalam melawan pasukan Ke’ Lesap namun juga tidak mampu untuk mengalahkan pasukan Ke’ Lesap.

Namun ada versi lain yang juga menjelaskan bahwa Ke’ Lesap ketika sampai di Bangkalan disambut oleh raja dengan minum minuman yang memabukkan untuk menghilangkan kesadaran Ke’ Lesap sehingga dapat mebunuh Ke’ Lesap itu sendiri.

Baca Juga: Tradisi Rokat Tek-Tek Kemanten di Kecamatan Tragah Bangkalan

Sambutan yang dilakukan oleh raja cukup berhasil dan membuat raja bisa merebut pusaka Ke’ Lesap dan berusaha untuk membunuh Ke’ Lesap, namun anehnya sebelum Ke’ Lesap terbunuh beliau menghilang tanpa jejak di depan raja, hal ini yang membuat pertanyaan hingga saat ini karena ada dua pendapat banyak orang mengatakan bahwa Ke’ Lesap sudah meninggal namun juga banyak yang percaya Ke’ Lesap masih hidup namu raganya tidak bisa dilihat sembarang orang.

Kepercayaan Ke’ Lesap yang belum meninggal bukan tanpa alasan terutama untuk masyrakat desa pocong, hal ini dikuatkan karena hingga saat ini Kuburan Ke’ Lesap tidak ada sehingga dipercaya Ke’ Lesap belum meninggal.

Masyarakat Desa Pocong juga percaya bahwa mereka merupakan salah satu keturunan dari Ke’ Lesap, hal ini dibuktikan dengan beberapa hal yang masyarakat Desa Pocong percaya.

Hal yang sering di terjadi ada ada beberapa orang percaya pernah berbicara dengan Ke’ Lesap namun tidak secara kasat mata melainkan Ke’ Lesap meminjam raga dari keturunanya untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Baca Juga: Pengabdian Masyarakat UTM : Budikdamber Solusi Ketahanan Pangan Masyarakat Desa Ja'ah, Tragah, Bangkalan

Banyak juga yang mengatakan bahwasanya Ke’ Lesap masih ada dan saat ini masih sering datang ke Desa Pocong, banyak kiyai atau pengasuh Pondok Pesantren yang ada di Jawa Timur yang masih merasa Ke’Lesap masih ada dan tidak meninggal hanya saja hanya orang orang tertentu saja yang dapat melihat Ke’ Lesap jadi tidak sembarang orang dapat bertemu.

Dengan Kepercayaan ini membuat masyarakat Desa Pocong terus menjaga hal tersebut dengan terus merawat tempat petilasan dari ibunda Ke’ Lesap yang menjadi salah satu tempat keramat yang ada di Desa Pocong. Mahasiswa KKN 2022 UTM***

Editor: Kurniawan Rio


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x