Mengenal 7 Teloskop yang Dimiliki Observatorium Bosscha Beserta Kegunaan dan Kontribusinya untuk Dunia

- 18 Februari 2022, 10:05 WIB
Observatorium Bosscha Jadi Kawasan Cagar Budaya Nasional
Observatorium Bosscha Jadi Kawasan Cagar Budaya Nasional /Instagram @rossyrostiawati/

CERDIKINDONESIA - Observatorium Bosscha yang berada di Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB) baru saja ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya.

Bangunan yang dulunya bernama Bosscha Sterrenwaeht dibangun Nederlandsch-lndische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda selama lima tahun (1923—1928).

Observatorium Bosscha setidaknya memiliki tujuh teloskop yang sudah berkontribusi banyak bagi dunia.

Baca Juga: Bandung Miliki Zona Wisata Halal Baru di Tamansari, Yuk Tengok Keseruannya

Berikut 7 teloskop di Observatorium Bosscha lengkap dengan kegunaan dan kontribusinya untuk dunia.

1. Teleskop Refraktor Ganda Zeiss

Teleskop ini merupakan teleskop yang terbesar di Observatorium Bosscha, berukuran paniang 11 m, terletak di gedung utama kubah putih yang dapat berputar 3600.

Teleskop ini termasuk jenis refraktor, yaitu teleskop yang menggunakan lensa cembung untuk mengumpulkan cahaya. Disebut refraktor ganda karena di dalam tabung teleskop terdapat 2 teleskop masing-masing untuk pengamatan visual dan pemotretan/fotografi.

Kedua teleskop tersebut masing-masing berdiameter 60 cm, dipergunakan untuk mengamati bintang ganda visual, penentuan paralaks, gerak bintang/ anggota gugus, planet, dan komet.

Baca Juga: Profil Abdul Gafur, Staf Sri Mulyani yang Pidatonya Menggemparkan Boston University

2. Teleskop Refraktor Zeiss dari R.A. Kerkhoven

Teleskop ini berdiameter 13 cm, fokus 230 cm, dengan kamera Zeis Astro-Triplet diameter 60 mm dan panjang 27 cm, serta dua kamera fokus pendek yakni Zeiss Tessar (fokus 14,5 cm) dan Zeiss Triotar (fokus 15 cm).

Dua kamera tersebut dipasang pada teleskop ini untuk memperoleh gambar yang lebih fokus di bagian selatan Galaksi Bima Sakti.

Teleskop sumbangan dari sepupu Bosscha ini digunakan untuk pengamatan bintang variabel.

3. Teleskop Schrnidt Bima Sakti

Teleskop ini memiliki cermin berdiameter 71,12 cm dengan paniang fokus/titik api 2,5 m, dilengkapi lensa koreksi dengan garis tengah 50,8 cm untuk memperbaiki bayangan yang jatuh ke bidang fokus.

Teleskop Schmidt merupakan teropong vang sangat peka terhadap cahaya dan polusi cahaya dengan memiliki resolving power 1 sebesar 0,23" dan limiting magnitude2 sebesar 17 Kegunannya antara lain untuk mempelaiari/survei struktur galaksi Bima Sakti, menyelidiki spektrum bintang, menentukan terang nova/ supernova, dan mengamati komet maupun asteroid.

4. Teleskop Refraktor Bamberg

Teleskop Bamberg digunakan untuk pengamatan kurva cahaya bintang-bintang variabel, serta fotometri gerhana bintang, misalnya pengamatan kurva cahaya bintang ganda Capricorni.

Teleskop ini juga digunakan untuk pengamatan matahari dan permukaan bulan. Teleskop Bamberg juga sering digunakan untuk pendidikan publik, misalnya pada Malam Umum.

Pengunjung biasanva disuguhi kawah bulan, bintang ganda visual, gugus bintang, planetplanet, dan benda langit lainnya secara langsung melalui okuler teleskop.

5. Teleskop Cassegrain GOTO

Teleskop yang digunakan untuk keperluan fotometri dan spekstroskopi ini dilengkapi dengan sistem komputer yang diproduksi oleh perusahaan optik GOTO Jepang di bawah pengawasan Prof. Kitamaru, yang pada dasarnya adalah teleskop reflektor yang sudah mengalami modifikasi.

Diamater cermin primer pada teleskop ini adalah 45 cm, sedangkan cermin sekunder 20 cm dengan fokus/titik api gabungan (cermin primer dan sekunder) 540 cm. Teleskop GOTO menggunakan resolving power sebesar 0,23" dan limiting magnitude sebesar 15,0.

6. Teleskop Refraktor Secretan.

Teleskop ini merupakan sumbangan dari keluarga pengusaha Cina, Sim Hong Lie dari Padang, buatan perusahaan Secretan di Paris tahun 1884, dan mulai beroperasi pada tahun 1924.

Teleskop ini termasuk ke dalam jenis teleskop refraktor dengan diameter lensa 16 cm, dengan dua fokus kamera pendek untuk mengamati bintang-bintang variabel.

Meskipun tidak dapat digunakan untuk pengamatan visual, teleskop ini dapat digunakan untuk pengamatan fotografi melalui dua kamera yang dipasang.

7. Teleskop Refraktor Unitron

Teleskop yang berukuran paling kecil di Observatorium Bosscha ini memiliki diameter lensa objektif 10,2 cm, fokus/titik api 150 cm, yang digunakan untuk pengamatan hilal (anak bulan), pengamatan/pemotretan gerhana bulan dan gerhana matahari, dan benda-benda langit secara sederhana.

Peralatan lain yang digunakan untuk kebutuhan pengukuran dari hasil pengamatan vang menghasilkan piringan fotografi antara lain stereocomparator Zeiss, mesin pengukur (measuring machine) A. Gaertner dan photometer Hartmann Stereocomparator adalah alat untuk membandingkan spektra cahaya bintang yang dihasilkan Oleh piringan piringan fotografi yang berbeda.

Perbandingan warna yang diperoleh dari stereocomparator Zeiss dapat digunakan untuk mengukur paralaks bintang hingga menemukan bintang variabel baru.

Photometer Hartmann adalah alat yang digunakan untuk menentukan objek yang terlihat gelap pada piringan fotografi hingga dapat menghasilkan gambar vang lebih terang pada piringan tersebut.

Mesin pengukur A. Gaertner merupakan alat untuk menyaring gambar yang dihasilkan dari piringan spektografi dan dapat dilihat melalui lensa yang terpasang pada mesin tersebut. Mesin ini dapat digunakan untuk pengukuran paralaks bintang yang dihasilkan dari piringan-piringan spektografi paralaks bintang.

Adapun kontribusi Observatorium Bosscha pada dunia cukup banyak, terutama dalam optik bintang ganda dan penentuan garis bujur di bumi.***

Editor: Susan Rinjani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x