Hari Lahir dan Diutusnya Nabi Muhammad S.A.W Menjadi Sunnah Berpuasa Umat Islam

23 September 2020, 23:19 WIB
/aliarifsoydaf

 

Cerdik-Indonesia - Sunnah adalah amalan umat Islam yang memiliki bonus pahala yang berlimpah. tidak merugi, yang adalah berlipat keuntungan.

Salah satu dari sekian banyak ibadah sunah ialah puasa Senin dan Kamis. alaman ini perlu dibiasakan sejak dini agar tertanam rasa cinta sunnah ketika melaksanaknnya.

Setelah dilakukan beberapa penelitian ternyata puasa sunah ini mampu memelihara kesehatan badan dan kejiwaan seseorang, memperbanyak ibadah puasa sunah juga semakin mempertebal ketakwaan.

Diriwayatkan dalam hadis sahih Muslim dari Abu Qatadah ra bahwa Rasulullah SAW suatu hari pernah ditanya sahabat tentang puasa hari Senin yang dijalankannya, Nabi SAW menjawab:

 

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ

“Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya Alquran kepadaku pada hari tersebut.” (HR.Muslim).

Dalam fikih Manhaji ditegaskan, dalil sunahnya puasa Senin-Kamis adalah berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- يَتَحَرَّى صَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu menjaga Puasa Senin Kamis (HR. Tirmidzi dan Ahmad shahih lighairihi).

Baca Juga: WOW ! Presiden Jokowi Pidato di Depan Sidang Umum PBB ke-75

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu memasukkan puasa Senin-Kamis dalam puasa sunah yang disepakati para ulama.

“Puasa-puasa sunnah yang disepakati para ulama antara lain,” kata Syaikh Wahbah Az Zuhaili. “Puasa hari Senin dan Kamis setiap pekan berdasarkan perkataan Usamah bin Zaid: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam biasa puasa pada hari Senin dan Kamis. Suatu ketika beliau ditanya tentang hal itu lalu beliau bersabda: ‘Sesungguhnya amal-amal manusia dibeberkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis.”

Dalam hadis yang termaktub dalam sahih Muslim dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا

“Pintu-pintu Surga di buka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim).

Baca Juga: Ingat, Inilah Bacaan Niat Puasa Senin-Kamis!

Dalam sahih Muslim dari Abu Hurairah ra dari Rasulullah SAW bersabda yang artinya: 

“Amal-amal manusia diperiksa di hadapan Allah dalam setiap pekan (Jumu’ah) dua kali, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang beriman terampuni dosanya, kecuali seorang hamba yang di antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan” (HR. Muslim).

Sementara untuk waktu tepat diperiksanya amal itu diperlihatkan, tidak ada keterangan pada hadis yang menjelaskan secara rinci. Apakah usai Zuhur atau Asar tidak ada yang tahu.

Menurut ulama kontemporer Prof Quraish Shihab, puasa seharusnya berakhir dengan tecerminnya semua sifat Allah, kecuali sifat Ketuhanan-Nya, dalam kepribadian seseorang karena berpuasa adalah upaya meneladani sifat-sifat Tuhan sesuai dengan kemampuan manusia sebagai makhluk. 

 

***

Editor: Kurniawan Rio

Terkini

Terpopuler