Doa untuk Kesembuhan Orang Sakit Sesuai Ajaran Rasulullah, Simak Lafal Doanya Berikut Ini!

25 Maret 2024, 02:14 WIB
Ilustrasi doa /pixabay.com/Javad-esmaili

CERDIK INDONESIA - Setiap muslim dianjurkan untuk mendoakan muslim lainnya. Tidak akan ada ruginya ketika Anda mendoakan muslim lain dengan kebaikan, karena doa tersebut sejatinya akan kembali kepada diri Anda.

Termasuk mendoakan orang yang sedang sakit. Sebagai umat muslim, kita dianjurkan untuk mengetahui dan hafal doa untuk orang sakit.

Doa untuk orang sakit dibaca oleh setiap muslim yang menjenguk orang lain, baik itu dari anggota keluarga, teman, hingga tetangganya yang dekat ataupun jauh.

Ada beberapa riwayat yang menjelaskan lafal doa untuk orang sakit dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar mengutip sejumlah riwayat yang menceritakan Rasulullah SAW saat menjenguk sahabatnya yang sakit.

Dalam sejumlah riwayat berikut ini, Rasulullah SAW mendoakan kesembuhan sahabatnya dengan berbagai lafal doa.

Ini adalah salah satu doa kesembuhan yang dibaca Rasulullah SAW untuk keluarganya sebagaimana diriwayatkan dalam Bukhari dan Muslim dari Aisyah RA.

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقْمًا  

Allāhumma rabban nāsi, adzhibil ba’sa. Isyfi. Antas syāfi. Lā syāfiya illā anta syifā’an lā yughādiru saqaman.

Artinya, “Tuhanku, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit. Berikanlah kesembuhan karena Kau adalah penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Kau dengan kesembuhan yang tidak menyisakan  rasa nyeri,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 113).  

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW membaca doa ini ketika meruqyah salah seorang sahabat.  
امْسَحِ الْبَأْسَ رَبَّ النَّاسِ بِيَدِك الشِّفَاءُ لَا كَاشِفَ لَهُ إلَّا أَنْتَ  

Imsahil ba’sa rabban nāsi. Bi yadikas syifā’u. Lā kāsyifa lahū illā anta.   

Artinya, “Tuhan manusia, sapulah penyakit ini. Di tangan-Mu lah kesembuhan itu. Tidak ada yang dapat mengangkatnya kecuali Kau,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 113).

Abu Dawud dan At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan baca doa berikut ini sebanyak 7 kali di hadapan orang yang sakit.

Dengan doa ini, Allah diharapkan mengangkat penyakit yang diderita orang tersebut.   

أَسْأَلُ اللهَ العَظِيْمَ رَبَ العَرْشِ العَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ  

As’alullāhal azhīma rabbal ‘arsyil ‘azhīmi an yassfiyaka.  

Artinya, “Aku memohon kepada Allah yang agung, Tuhan arasy yang megah agar menyembuhkanmu,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 114).  

Kita juga dapat mendoakan kesembuhan dengan menyebut langsung nama orang yang sakit. Ini dilakukan Rasulullah SAW saat menjenguk Sa‘ad bin Abi Waqqash sebagaimana riwayat Imam Muslim berikut.

Hanya saja kita mengganti nama Sa‘ad dengan nama orang sakit di hadapan kita.

  اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا  

Allāhummasyfi Sa‘dan. Allāhummasyfi Sa‘dan. Allāhummasyfi Sa‘dan.  

Artinya, “Tuhanku, sembuhkan Sa‘ad. Tuhanku, sembuhkan Sa‘ad. Tuhanku, sembuhkan Sa‘ad,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 114).  

Sementara lafal doa ini bisa dibaca sebagai alternatif untuk penyakit apa saja. Lafal berikut ini dibaca Rasulullah SAW ketika menjenguk seorang badui yang menderita demam sebagai riwayat Imam Bukhari dari Ibnu Abbas RA.  

 لَا بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ  

Lā ba’sa thahūrun insyā’allāhu.  

Artinya, “(Semoga) tidak apa-apa (sakit), semoga suci dengan kehendak Allah,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 115).  

Selain doa kesembuhan, kita juga dapat menyertakan doa pengampunan dosa dan perlindungan agama dan raga mereka yang sedang sakit.

Doa ini yang dibaca oleh Rasulullah SAW ketika menjenguk sahabat Salman Al-Farisi RA sebagaimana riwayat Ibnu Sunni berikut ini.  

 شَفَى اللهُ سَقَمَكَ، وَغَفَرَ ذَنْبَكَ، وَعَافَاكَ فِي دِيْنِكَ وَجِسْمِكَ إِلَى مُدَّةِ أَجَلِكَ  

Syafākallāhu saqamaka, wa ghafara dzanbaka, wa ‘āfāka fī dīnika wa jismika ilā muddati ajalika.

Artinya, “Wahai (sebut nama orang yang sakit), semoga Allah menyembuhkanmu, mengampuni dosamu, dan mengafiatkanmu dalam hal agama serta fisikmu sepanjang usia,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 115).  

Walhasil, banyak lafal dapat digunakan ketika kita menjenguk orang yang sedang sakit. Selain doa berbahasa Arab, kita juga sebaiknya mendoakan mereka yang sakit dengan bahasa yang muda dipahami agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau juga sekadar menghibur yang sedang sakit.

Perlu diketahui, bahwa doa sakit tidak terbatas untuk orang-orang yang beragama Islam saja, karena orang-orang kafir juga boleh didoakan sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Dalil bolehnya seorang muslim mendoakan orang kafir agar sembuh dari sakitnya disampaikan oleh sahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu.

“Ada sekelompok sahabat yang melakukan safar, dan tibalah mereka di sebuah kampung. Para sahabat meminta izin untuk menginap di kampung tersebut, namun mereka tidak diizinkan hingga akhirnya mendirikan tenda di luar kampung untuk bermalam.

Tiba-tiba kepala kampung disengat binatang, dan mereka berusaha untuk mengobatinya, namun tidak ada satu pun yang berhasil hingga ada yang mengusulkan untuk memanggil para sahabat, barangkali mereka mempunyai obat untuk menyembuhkannya.

Utusan mereka kemudian mendatangi para sahabat, dan menyampaikan kondisi kepala suku.

Salah satu sahabat bersedia mengobati dengan sebuah syarat, apabila berhasil, penduduk kampung tersebut harus memberikan upah beberapa ekor kambing.

Lalu sahabat tersebut membacakan surat al-Fatihah sembari meniupkannya kepada kepala suku. Atas izin Allah Ta’ala, kepala suku sembuh dan sehat kembali.

Setelah itu para sahabat membawa kambing hasil upah kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan beliau mengizinkan perbuatan para sahabat tersebut.” (HR. Bukhari 2276)

Kisah yang disampaikan oleh Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu merupakan dalil yang kuat dibolehkannya seorang muslim mendoakan orang kafir, karena ruqyah merupakan bagian doa kepada Allah Azza wa Jalla. 

Perlu diketahui, orang yang sakit juga dianjurkan untuk membaca doa kesembuhan untuk dirinya sendiri. 

Berikut ini lafal doanya:

بِاسْمِ اللَّهِ (3x)

أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ (7x)

Bismillah. (3x)

A’udzu billahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadzir. (7x)

Artinya:

“Dengan menyebut nama Allah.” 

“Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari kejahatan sesuatu yang aku jumpai dan yang aku takuti.” (HR. Muslim)

Doa tersebut dibaca dengan meletakkan tangan di atas bagian tubuh yang sakit sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada sahabat ‘Utsman bin Abu Al-Asy’ash Ats-Tsaqafi.

Wallahu'alam.***

Editor: Raqsan Jani

Sumber: nu.co.id

Tags

Terkini

Terpopuler