Kenapa Harga Tes PCR di Indonesia Rp 270.000, Berikut Penjelasannya

10 November 2021, 13:00 WIB
Ilustrasi alat tes PCR. /Pixabay.com/analogicus

CERDIKINDONESIA - Direktur Utama PT Bio Farma beberapa waktu lalu menjelaskan harga Reagent kit PCR Rp 90.000. Reagent kit merupakan salah satu komponen utama dalam diagnostik kit PCR tes.

Bila harga Reagent kit-nya seperti itu, tidak mungkin harga PCR di bawah itu.

Reagen kit PCR ini merupakan cairan yang digunakan untuk mendukung pengujian tes PCR swab maupun alternatif gargle PCR.

Baca Juga: Lagu Daerah Bubuy Bulan Asal Jawa Barat: Lirik, Arti, dan Makna

Reagen biasanya ditambahkan untuk melihat reaksi kimia, salah satunya dalam diagnosis infeksi virus Covid-19.

“Yang dimaksud dengan harga Rp 90.000, adalah harga Reagen Test Kit PCR nya, bukan tarif layanan PCR secara keseluruhan," ungkap Honesti.

Sehingga dalam pelayanan test PCR kontribusi produk Bio Farma (seperti mBioCov-19 dan BioVTM / Biosaliva) hanya berkisar antara 31–34 persen dari seluruh komponen pelayanan pemeriksaan PCR, sedangkan komponen lainnya diluar kendali Bio Farma.

Sebagai informasi bahwa harga e-katalog yang masih tayang saat ini untuk Reagen Kit PCR adalah Rp 193 ribu termasuk PPN, yang tayang sejak Februari 2021, dan saat ini sedang dalam proses pengajuan harga baru menjadi Rp 89.100 termasuk PPN.

Baca Juga: Wow, Harga Emas Menguat ke Level Tertinggi Sejak September 2021, Ini Penyebabnya

Kebijakan dan penetapan tarif pemeriksaan PCR adalah kewenangan dari Kementerian Kesehatan.

Sampai saat ini dengan harga Reagen sebesar Rp 90.000 maka harga tarif layanan PCR di Bio Farma sendiri menjadi sekitar Rp 275.000 namun struktur harga ini bisa berbeda-beda tergantung pada masing-masing laboratorium, karena ada beberapa komponen lainnya yang dapat mempengaruhi harga tsb seperti RNA kit ekstraksi, Bahan Material Habis Pakai (BMHP), Alat Pelindung Diri (APD), biaya operasional maupun layanan dari masing-masing laboratorium.

“Grup Holding BUMN Farmasi pun selalu mengikuti arahan dan mendukung upaya pemerintah dengan segera menetapkan harga layanan tes swab PCR sebesar Rp275.000 untuk pulau jawa dan Rp300.000 di luar pulau Jawa”, ujar Honesti.

Intinya Holding BUMN Farmasi, sangat mendukung kebijakan pemerintah, dalam penetapan harga PCR dan kami akan selalu berkomitmen untuk mendukung program pemerintah,sehingga masyarakat bisa mendapatkan pengetesan yang berkualitas dengan harga terjangkau.

Bio Farma sendiri sudah melakukan inovasi dengan membuat Reagen kit PCR secara mandiri sejak bulan Agustus 2020 yang lalu.

Dengan beberapa upaya efisiensi dan peningkatan kapasitas produksi, melalui optimalisasi fasilitas produksi eks flu burung, dari kapasitas awal sebanyak 1,2 juta tes (satuan dari reagan) per bulan, menjadi 2 juta tes per bulan pada Agustus 2021.

Peningkatan kapasitas ini merupakan salah satu faktor utama yang dapat menurunkan harga reagen Bio Farma dari harga Rp 250.000 menjadi Rp 113.636.

Tidak berhenti sampai disitu, upaya optimalisasi fasilitas produksi terus Bio Farma lakukan. Hasil optimalisasi ini, dapat meningkat hingga mencapai 5 juta test per bulan pada Oktober 2021 lalu.

Hal ini tentu saja kembali dapat mempengaruhi harga reagen Bio Farma dari Rp 113.636 pada bulan Agustus 2021, menjadi Rp 90.000 pada Oktober 2021, diiringi dengan harapan bahwa permintaan juga akan meningkat.

"Harapannya dengan meningkatnya permintaan, kita bisa meningkatkan kapasitas produksi dan upaya-upaya efisiensi yang dapat dilakukan di masa yang akan datang", tutur Honesti.

Dengan bobot Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 45 persen, diharapkan menjadi pilihan user dan permintaan bisa meningkat mengimbangi dengan penggunaan produk impor saat ini.

Disamping itu, diperkirakan adanya peningkatan kebutuhan PCR untuk testing dan tracing serta persyaratan transportasi atau perjalanan.***

Editor: Susan Rinjani

Tags

Terkini

Terpopuler