"Saya merasa seolah-olah Barcelona jadi korban penculikan psikologis oleh Florentino dan Madrid," tuturnya.
"Laporta menggunakan alasan bahwa Barcelona tersingkir dari Piala Eropa di tahun 50-an dan tidak ingin kembali ke sana," ungkapnya.
"Itu adalah penculikan psikologis yang saya bicarakan," sambungnya.
"Saya sudah melihatnya dengan Bartomeu dan saya terus melihatnya dengan Laporta,” jelasnya.
Namun, hubungan antara Barca dan rival abadinya, Real Madrid, tampaknya telah meningkat sejak kembalinya Laporta.
Laporta kembali awal tahun ini setelah terpilih kembali sebagai pengganti Bartomeu.
Baca Juga: MU, Chelsea, PSG: Berikut 20 Klub dengan Skuad Termahal di Eropa, Man City Paling Mahal!
Dan dia telah memiliki awal yang kontroversial untuk hidup kembali di Camp Nou mengingat situasi Messi dan Liga Super.
Padahal, pengaruh Perez dari Real Madrid tidak bisa diremehkan, menurut Tebas.