Tsunami Aceh 18 Tahun Lalu: Detik-Detik Terjadinya Gempa dan Tsunami yang Sapu Dataran Aceh Tahun 2004 Silam

26 Desember 2022, 10:24 WIB
Ilustrasi tsunami aceh /Pixabay/KELLEPICS

CERDIK INDONESIA - Tsunami Aceh yang terjadi 18 tahun lalu masih menyisakan luka bagi masyarakat Indonesia hingga saat ini.

Tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam diawali dengan guncangan gempa berkekuatan 9,1 SR pukul 07.58 WIB.

Gempa tersebut berpusat di Samudra Hindia pada kedalaman 10 kilometer di dasar laut.

Guncangan tersebut tidak hanya menghantam Aceh, namun juga Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan hingga Pantai Timur Afrika.

Baca Juga: Reborn Rich Tamat, Saatnya Move On! Intip 5 Drama Terbaik Song Joong Ki yang Bisa Jadi Tontonanmu Selanjutnya

Diawali dengan gempa maha dahsyat

Tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam diawali dengan guncangan gempa berkekuatan 9,1 SR pukul 07.58 WIB.

 

Guncangan pertama berdurasi sekitar 10 menit tersebut telah menelan banyak korban di Aceh walaupun tsunami belum terjadi.

Disusul dengan gelombang tsunami

Beberapa menit setelahnya, gelombang tsunami setinggi 30 meter menerjang pantai bagian barat Aceh.

Bahkan, tercatat bahwa di daerah Lhoknga, Aceh Besar , gelombang tsunami mencapai ketinggian 51 meter.

Gelombang air laut yang sangat tinggi tersebut mengaduk-ngaduk datarah Aceh. Banyak korban yang tidak dapat menyelamatkan diri dari kejadian ini. Banyak korban terpisah dari keluarganya dan akhirnya meninggal dunia.

Baca Juga: Episode Terakhir Reborn Rich Capai Rating Tertinggi, Song Joong Ki Berhasil Menjadi Aktor No.1 Paling Menarik

Gelombang tsunami dahsyat yang memporak-porandakan dataran Aceh

Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLDT) Apung seberat 2.600 ton, panjang mencapai 63 meter dan lebar mencapai 19 meter yang terparkir di Pelabuhan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh, harus terhempas sejauh 5 kilometer.

Kapal raksasa ini terseret ke tengah pemukiman warga di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Meuraksa, Kota Banda Aceh akibat dahsyatnya gelombang tsunami yang menerjang Aceh kala itu.

Selain kapal PLDT, kapal nelayan berukuran cukup besar juga terpaksa terseret arus air laut hingga terhempas ke tengah-tengah pemukiman warga.

Hingga saat ini, kapal nelayan itu masih dibiarkan terparkir diatas sebuah rumah warga  di Gampong Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. 

Tak hanya itu, mesin cetak PT. Serambi Prima Grafika yang berbobot puluhan ton juga terseret hingga 50 meter akibat terjangan gelombang tsunami.

Setelah air laut surut, ratusan ribu mayat tergeletak diantara hancurnya puing-puing reruntuhan bangunan.

Proses rekontruksi dan rehabilitasi pascabencana

Secara keseluruhan, tsunami Aceh 2004 mencatat total sebanyak 133.153 jiwa meninggal dunia (dalam catatn lain tertulis 230.000 jiwa) termasuk dari negara-negara lain yang ikut terdampak.

Pada tahun 2005-2009, proses rekontruksi dan rehabilitasi dilakukan guna memulihkan kota Serambi Mekah tersebut.

Untuk mengenang tragedi dahsyat tersebut, Museum Tsunami Aceh didirikan tahun 2009. Museum ini berlokasi di kawasan Blang Padang, Banda Aceh.*** 

Editor: Susan Rinjani

Tags

Terkini

Terpopuler