Ampas Kopi Potensi Biofuel di Aceh

- 24 Agustus 2020, 12:24 WIB
/

CERDIKINDONESIA_ Minum kopi kini sudah menjadi gaya hidup dan bukan sekedar minuman penghilang rasa kantuk. Ini tercermin dari menjamurnya kafe atau warung-warung penjual minuman dari seduhan bubuk kopi di seluruh nusantara. Kalau tidak ngopi sampai di Aceh maka hambar rasanya, kalimat tersebut merupakan prasa yang umum diungkapkan kepada siapapun yang berkunjung ke Provinsi Aceh. 

 

Warung kopi berkembang dengan berbagai macam varian seperti ada warung kopi yang menjadikan racikan kopi robusta sebagai khas warung kopi dan ada juga yang menjadikan racikan kopi arabika sebagai strategi penjualan untuk menarik pelanggan. Setiap warung kopi memiliki segmen pengunjung masing-masing sesuai selera dan kenyamannya. Warung kopi Aceh saat ini sudah menjadi daya Tarik wisatawan saat berkunjung ke Aceh dan menjadikan Aceh terus dikenal dengan kekhasan rasa kopinya.Begitu juga dengan jadwal kerjanya setiap warung, Ada yang membuka 24 jam ada juga sampai jam 12 malam.

Baca Juga: Diisukan Kim Jong Un Koma

Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian konsumsi kopi nasional pada 2016 mencapai sekitar 250,000 ton dan tumbuh 10,54% menjadi 276,000 ton. Konsumsi kopi Indonesia sepanjang periode 2016-2021 diprediksi tumbuh rata-rata 8,22% per tahun. Pada 2021, pasokan kopi diprediksi mencapai 795,000 ton dengan konsumsi 370,000 ton, sehingga terjadi surplus 425,000 ton. Sekitar 94,5% produksi kopi di Indonesia dipasok dari pengusaha kopi perkebunan rakyat. Adapun 81,87% produksi kopi nasional merupakan jenis robusta yang berasal dari sentra kopi di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Baca Juga: 5 Kuliner yang Wajib Dicoba di Manado

Bisnis warung kopi di Banda Aceh merupakan salah satu cabang bisnis yang menggiurkan, budaya minum kopi disambut dengan usaha jasa penyedia kopi (warung kopi) merupakan pertemuan antara demand and supply yang serasi. Namun ada sebuah potensi ekonomi yang besar yang sangat menjanjikan tersembunyi di balik bisnis warung kopi, yaitu sumber energi baru dan terbarukan dari ampas kopi yang belum dimanfaatkan.

 

Ampas kopi yang merupakan sisa padat seduhan kopi, selama ini lebih banyak merupakan limbah yang terbuang, hanya sebagian kecil saja yang dimanfaatkan sebagai bahan kompos. Seperti diketahui biji kopi beras (green beans) mengandung minyak/trigliserida, sehingga dalam ampas kopi sisa seduhan masih terkandung minyak yang cukup tinggi yaiu 11-20% dari berat kering secara spesifik menyatakan bahwa kandungan minyak pada ampas kopi arabika adalah 14-20% dan pada ampas kopi robusta adalah 11-16%. Kadar minyak pada ampas kopi tersebut hampir setara dengan kandungan minyak pada kedelai yang mempunyai kandungan minyak sebesar ±19.6%.

Halaman:

Editor: Safutra Rantona

Sumber: akunusa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x