Ia diam-diam melanjutkan pendidikan kuliah untuk membuktikan kepada orang-orang yang memandangnya dengan sebelah mata bahwa dirinya juga bisa sukses.
Niskala pun bertemu dengan Pram, pria yang sudah terbiasa hidup kesepian sejak kecil karena ayahnya meninggal dan ibunya sibuk membanting tulang.
Pram mencoba menulis lagu untuk menuangkan perasaannya. Namun karya-karya tersebut tidak pernah dipublikasikan dimanapun.
Suatu hari, Pram yang tidak bisa membendung lagi rasa bosannya memutuskan untuk bekerja di sebuah kafe.
Di sanalah pertemuannya dengan Niiskala dimulai.