Melihat Karakter Orang Sunda dari Kesenian Tradisional Karawitan

- 2 Oktober 2021, 21:17 WIB
Sanggar karawitan di komplek gedung Persatuan Wanita Patra (PWP) Komperta Gunung Simping, Cilacap, kini terasa makin semarak. Maklum, alunan gending-gending Jawa.
Sanggar karawitan di komplek gedung Persatuan Wanita Patra (PWP) Komperta Gunung Simping, Cilacap, kini terasa makin semarak. Maklum, alunan gending-gending Jawa. /

Namun, jika dilihat dari asal usulnya, istilah karawitan bukan berasal dari budaya Sunda, melainkan berasal dari budaya Jawa.

Awal mula pemakaian istilah karawitan belum diketahui pasti. Heri memaparkan, berdasarkan riset para ahli, di dalam prasasti kuna dan serat-serat Jawa kuna tidak ditemukan istilah karawitan, yang ada hanya gamelan, gending, dan bawa.

“Demikian pula pada naskah-naskah kuna di Tatar Sunda, seperti Sanghyang Siksa Kanda(ng) Karesian, Carita Parahiangan, dan Sewaka Darma, tidak ditemukan istilah karawitan,” ungkapnya.

Baca Juga: Lagu Daerah Oray Orayan Asal Jawa Barat: Lirik, Arti, dan Makna

Temuan serupa juga terlihat dari penelitian yang dilakukan Bruno Nettl, Sumarsam, dan Santosa ketika melakukan penelitian musik Jawa sebelum tahun 1950an.

Dalam artikelnya istilah gamelan lebih banyak ditemukan daripada istilah karawitan.

“Fenomena ini menunjukkan bahwa istilah karawitan sebelum berdirinya sekolah seni atau perguruan tinggi seni belum begitu dikenal,” kata Heri.

Heri menjelaskan, istilah karawitan pertama kali dikenalkan oleh empu gamelan Jawa, yaitu Ki Martopangrawit dan Ki Tjakrawasita dalam kegiatan pelatihan musik gamelan di Museum Radya Pustaka tahun 1920an.

Keduanya menggunakan istilah karawitan saat memberikan pelatihan memainkan musik Jawa. Bukan menggunakan istilah gamelan, gending, ataupun bawa.

Setelah ditelusuri, istilah karawitan digunakan untuk membedakan musik yang berasal dari keraton atau keluarga menak dengan musik yang berasal dari rakyat biasa.

Halaman:

Editor: Susan Rinjani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah