Masyarakat Adat Batak Konflik dengan PT TPL, Warga Sampaikan Aspirasi Ini kepada Menteri LHK

- 14 Juni 2021, 11:14 WIB
Konflik Wilayah Adat di Danau Toba
Konflik Wilayah Adat di Danau Toba /

CERDIKINDONESIA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya melakukan pertemuan dengan Masyarakat Adat dari Tano Batak didampingi KSPPM dan AMAN Tano Batak melakukan di Hotel KHAS Parapat, pada Minggu,13 Juni 2021.

Pertemuan ini digagas langsung oleh Menteri LHK sendiri, sesuai rundownacara yang beredar dan dihadiri jajaran Eselon I dan beberapa Direktur di instansi LHK.

 

Siti Nurbaya membuka diskusi dengan menjelaskan bahwa sejak tahun 2016 KLHK sudah mempelajari berbagai konflik agraria yang terjadi di Danau Toba.

“Proses penyelesaian konflik yang dialami masyarakat adat ini memang tidak mudah karena harus melibatkan banyak pihak, sehingga harus benar-benar dipelajari, dan dalam pertemuan ini kami semua yang ada di sini hanya akan mendengarkan apa yang dialami dan diharapkan oleh masyarakat adat, sehingga segera bisa dilakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan konflik yang terjadi," ujar Siti Nurbaya.

Baca Juga: Menteri LHK Siti Nurbaya Beri Nama 2 Anak Badak Jawa di Ujung Kulon

 

Delima Silalahi, Direktur KSPPM, menyampaikan terimakasih kepada Menteri Siti Nurbaya beserta seluruh jajaran KLHK yang memberikan ruang bagi masyarakat adat dan masyarakat sipil menyampaikan secara langsung persoalan yang dihadapi dalam 30 tahun terakhir Di Tano Batak terkait dengan konflik agraria, dampaknya terhadap masyarakat adat dan kerusakan lingkungan.

“Hadir dalam pertemuan ini, perwakilan 23 komunitas masyarakat adat yang sedang menghadapi konflik agraria, yang disebabkan oleh adanya klaim Kawasan Hutan Negara di wilayah adat mereka. Ada yang berkonflik dengan PT Toba Pulp Lestari (TPL), ada yang bersinggungan dengan Proyek strategis Nasional Pariwisata dan juga Program Food Estate”, kata Delima Silalahi.

Halaman:

Editor: Safutra Rantona


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x